sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

DPRD Jakarta 'semprot' Kadisbud soal rekomendasi Formula E

Pangkalnya, Iwan taktransparan mengenai perhelatan itu.

Ardiansyah Fadli
Ardiansyah Fadli Rabu, 19 Feb 2020 15:15 WIB
DPRD Jakarta 'semprot' Kadisbud soal rekomendasi Formula E

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani, mencecar Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Jakarta, Iwan Hendri Wardhana, soal rekomendasi Formula E di Monumen Nasional (Monas). Lantaran tak terbuka kepada publik.

"Menurut saya, ini kurang pantas, ya," katanya dalam rapat Komisi E DPRD Jakarta di Gedung DPRD Jakarta, Rabu (19/2). Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu pun berpandangan, surat rekomendasi pemanfaatan Monas sebagai lintasan Formula E janggal.

Iwan sebelumnya mengklaim, surat ke Komisi Pengarah (KP) Pembangunan Kawasan Medan Merdeka, tak tertulis rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan Tim Sidang Pemugaran (TSP). Dirinya lantas meminta memeriksanya.

Dia juga tak menerangkan, apakah surat itu berbeda dengan yang diberikan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, kepada KP atau tidak. Pun enggan membukanya kala diminta wartawan. 

Dirinya malah menyatakan, rekomendasi itu adalah "urusan dapur" dan takboleh dibeberkan. Baginya, publik tak perlu tahu secara perinci proses penerbitan rekomendasi. Selain memahami rekomendasi telah terbit sesuai regulasi.

Sementara, Sekretaris Komisi E, Johnny Simanjuntak, menilai, sikap Iwan arogan. Pangkalnya, merahasiakan tentang rekomendasi yang diterbitkannya. "Itu (Formula E pakai) uang publik, maka publik harus dan pasti tahu tentang kebijakan yang dibuat pemerintah," tuturnya.

Karenanya, Zita meminta Iwan transaparan dalam berkomentar dan bekerja dengan becus. Apalagi, yang menyangkut kepentingan publik. "Mohon ini jadi catatan penting," ucapnya.

DPRD Tersinggung
Pada kesempatan sama, Ketua DPRD Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, mengaku, hatinya tersakiti oleh ucapan Iwan. Menurutnya, itu merupakan pengalaman pertamanya.

Sponsored

"Saya baru ketemu ini. Baru jadi kadis (kepala dinas), langsung sudah menghina dewan," ujarnya. "Saya sebagai pimpinan di sini, saya pribadi merasa tersinggung," tegas Pras, sapaannya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu lantas meminta Iwan meminta maaf. Juga menarik ucapannya.

Pejabat publik, bagi Pras, semestinya terbuka dan memberi jawaban dengan jelas. Sehingga, informasi Formula E diketahui masyarakat luas. 

"Tolong ditarik omongan Bapak. Saya enggak melihat alasannya. Karena ini sudah ada di medsos," katanya.

Gayung bersambut, kata berjawab. Iwan menyampaikan permohonan maaf. Atas nama pribadi. "Bilamana ada ucapan lisan saya yang tertulis pada akhirnya di media, bisa menyinggung Bapak Ketua Dewan yang saya hormati beserta Bapak-Ibu sekalian," paparnya.

Berita Lainnya
×
tekid