sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kembali nongol, Raffi Ahmad disuntik vaksin setelah Jokowi

Influencer Raffi Ahmad sebelumnya dikritik lantaran keluyuran usai divaksin.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Rabu, 27 Jan 2021 10:29 WIB
Kembali nongol, Raffi Ahmad disuntik vaksin setelah Jokowi

Selebritas Raffi Ahmad kembali nongol menerima suntikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac untuk dosis kedua pagi ini, Rabu (27/1) di Istana Merdeka, Jakarta.

Sebagai perwakilan milenial, Raffi Ahmad mendapat giliran setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Ketua Pengurus Besar (PB) IDI, Daeng Muhammad Faqih, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Ishomuddin, Panglima TNI Marsekal, Hadi Tjahjanto, hingga Kapolri, Jenderal Idham Azis.

Raffi Ahmad mengikuti alur proses penyuntikan dosis kedua tersebut, sebagaimana pemberian vaksin Covid-19 pada Rabu (13/1) lalu. Setelah pengecekan kondisi kesehatan, Raffi Ahmad disuntik pada bagian bahu setelah digosok alkohol terlebih dahulu. Kemudian, Raffi Ahmad menuju meja ke-4 untuk monitoring dan pencatatan.

Pascadisuntik, Raffi Ahmad menunggu selama 30 menit untuk memastikan tidak adanya gejala seperti alergi atau gejala lainnya.

“Yang dirasakan sama, seperti pertama kali vaksin. Seperti digigit semut saja sih, setelah itu Alhamdulillah berjalan lancar,” ujar Raffi Ahmad dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/1).

Pascasuntik vaksin Covid-19 dosis pertama pada Rabu (13/1), Raffi Ahmad mengaku sedikit mengantuk dan pegal. Namun kali ini Raffi mengaku tidak ada gejala signifikan.

“Tidak ada yang gimana-mana. Alhamdulillah. Jadi, biar semua tidak perlu takut, ini kan vaksin senjata kita juga agar kita kuat dan bisa sehat. Karena pak Presiden saja sudah divaksin,” tutur Raffi Ahmad.

Sebelumnya, pemerintah dianggap melakukan blunder dalam merekrut selebritas Raffi Ahmad sebagai pemengaruh (influencer) yang pertama kali divaksin Covid-19 untuk meyakinkan publik. Sebab, bekas pembawa acara musik Dahsyat itu keluyuran tanpa protokol kesehatan (prokes) setelahnya.

Sponsored

Menurut ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, pemerintah perlu melakukan persiapan matang jika ingin merekrut influencer untuk memengaruhi opini sehingga mengerti betul.

"Siapa, sih, yang memilih dia (Raffi Ahmad)? Influencer itu enggak mengerti. Siapa, sih, di Istana yang merekrut dia?" ucapnya saat dihubungi Alinea.id, Kamis (14/1).

"Seharusnya (pemerintah) belajar dari waktu merekrut banyak influencer yang dianggap bisa memengaruhi milenial itu. Iya (seperti kasus Anji), jadi kacau semua," sambungnya.

Baginya, sebaiknya pemerintah tak merekrut influencer apabila tanpa persiapan matang lantaran bisa menjadi kontradiksi dan memengaruhi opini para pengikutnya.

"(Jadi, nanti berpikir) oh, nanti kalau sudah divaksin, bisa pesta-pesta. Itu, kan, memberikan contoh yang kurang baik,” tutur Pandu.

Berita Lainnya
×
tekid