sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mahfud: Penembakan TGPF Intan Jaya telah direncanakan

TPNPB-OPM menginginkan, tim independen dalam investigasi pembunuhan terhadap pendeta Yeremia Zanambani.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Selasa, 13 Okt 2020 13:50 WIB
Mahfud: Penembakan TGPF Intan Jaya telah direncanakan

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Mahfud MD menyatakan, penyerangan yang dilakukan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) terhadap Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya telah direncanakan sebelumnya. Sebab, setelah terjadi penembakan KKSB langsung mengumumkan bertanggung jawab.

Insiden penembakan terjadi terhadap Sersan Satu (Sertu) Faisal Akbar dan anggota TGPF Intan Jaya, Bambang Purwoko. Dugaan Mahfud didasari oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) TPNPB-OPM yang menginginkan tim independen dalam investigasi pembunuhan terhadap pendeta Yeremia Zanambani gagal menjalankan tugasnya.

"Karena begitu peristiwa terjadi, mereka mengumumkan kami yang bertanggung jawab. Karena kami tidak percaya pada tim pemerintah, kami hanya meminta tim PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Itu klaim mereka. Itu memang betul direncanakan," kata Mahfud dalam keterangan pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (13/10).

Dia menjelaskan kronologi awal terjadinya penembakan. Semula, saat perjalanan kendaraan TGPF Intan Jaya sengaja diperlambat dua orang perempuan. "Ketika rombongan berjalan, lalu ada perempuan dua atau berapa, di tengah jalan itu memperlambat laju jalan ini. Lalu, Pak Faisal (Akbar) itu yang mengawal berteriak ibu minggir-minggir, dia tersenyum saja," ujar Mahfud.

Sejurus kemudian, rombongan TGPF Intan Jaya dihujani tembakan dari arah atas. Para perempuan penghambat laju kendaraan itu tadi tiba-tiba menghilang. "Tembakan dari bawah untuk memberikan kesempatan yang di atas itu lari," jelasnya.

Dari kronologi tersebut, dia menyimpulkan bahwa aksi teror tersebut sudah diatur oleh TPNPB-OPM. Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitus (MK) itu, tugas negara memburu TPNPB-OPM karena telah melakukan tindakan kriminal.

Kendati, menemui teror penembakan tersebut, kata dia, TGPF Intan Jaya tetap menyelesaikan proses investigasi sesuai target. Dia mengaku bangga dengan kinerja TGPF Intan Jaya karena bisa menembus blokade KKSB. 

Di sisi lain, jelas Mahfud, tim juga bisa membujuk keluarga korban agar mau melakukan autopsi kepada jasad Pendeta Yeremia Zanambani. "Dulu aparat-aparat pun, pemerintah daerah tidak berhasil menemui keluarga. Bahkan, keluarga yang berhasil ditemui pun dulu tidak berani memberi keterangan," tutur Mahfud.

Sponsored

TGPF Intan Jaya telah melakukan olah TKP dan meminta keterangan kepada sejumlah saksi kunci sebagai data primer. TGPF Intan Jaya melakukan wawancara terhadap sekitar 25 saksi. Dari istri, saudara, tenaga medis yang sempat memeriksa korban, hingga aparat setempat.  Termasuk, menggali informasi dari proses penyelidikan yang sudah berjalan.

"Saya ingin pastikan, bahwa tim ini memang pencari fakta yang objektif. Tim ini tidak bisa dikaitkan dengan isu buatan pemerintah, pasti pesanan pemerintah," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid