sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengkhawatirkan, pandemi paksa 68,7 juta siswa belajar dari rumah

Siswa kehilangan masa belajar dan perkembangan akademik saat pandemi.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 20 Agst 2020 16:50 WIB
Mengkhawatirkan, pandemi paksa 68,7 juta siswa belajar dari rumah

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Jatim) Ramliyanto menyatakan, sebanyak 68,7 juta siswa di Indonesia terpaksa belajar di rumah akibat Covid-19. Secara khusus, di Jawa Timur terdapat lebih dari 5,2 juta siswa yang harus belajar di rumah karena pandemi.

"Melihat tingginya angka ini, harus ada pendekatan baru di ranah pendidikan agar proses belajar-mengajar tetap berjalan," tutur Ramliyanto dalam webinar 'Ke Mana Arah Pendidikan di Masa Pandemi?' pada Kamis (20/8).

Mengutip omongan Direktur Regional Asia dan Pasifik UNESCO Shabaz Khan, Ramliyanto menyebut bahwa pemerintah, sistem pendidikan, guru, siswa, dan orang tua harus bersatu dalam solidaritas untuk menerapkan alternatif pendidikan pengganti ruang kelas.

"Alternatif itu diterapkan dengan harapan siswa dapat terus melanjutkan kegiatan akademis mereka selama masa pandemik," sambung dia.

Dia menjelaskan bahwa di tengah krisis kesehatan global ini pemerintah tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan para peserta didik, pendidik, tenaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat sekitar.

Sementara itu, di Jawa Timur sendiri, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menekankan bahwa selama masa pandemik, proses pembelajaran mengindahkan kaidah keselamatan jiwa dan raga melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Ramliyanto menambahkan, yang paling mengkhawatirkan dari masa pandemi ini adalah terjadinya learning loss di antara para peserta didik.

Learning loss merupakan kejadian di mana proses akademik siswa terhambat akibat metode pembelajaran yang tidak efektif.

Sponsored

"Ini yang menurut saya paling mengkhawatirkan, anak-anak kita kehilangan masa belajar, serta kehilangan perkembangan akademik akibat materi-materi pelajaran yang terputus," sebut Ramliyanto.

Untuk menghindari terjadinya learning loss, Ramliyanto menyebut perlu menempuh cara-cara terbaik untuk menjalankan proses belajar-mengajar sembari menjaga kesehatan dan keselamatan.

Selain itu, dia menyatakan ada sejumlah permasalahan lain yang timbul di bidang pendidikan akibat pandemik Covid-19. Salah satunya adalah minimnya akses dan infrastruktur jaringan telekomunikasi di daerah kepulauan, pegunungan, dan pedalaman.

"Terlebih lagi, semakin terlihat minimnya ketersediaan fasilitas seperti komputer atau ponsel pintar bagi keluarga tidak mampu," tambah dia.

Ramliyanto menuturkan, akibat coronavirus jenis baru, semakin jelas terlihat rendahnya keterampilan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

"Rendahnya kompetensi sumber daya manusia (SDM) tenaga pendidik terhadap pemanfaatan teknologi dalam hal pembelajaran juga semakin nyata," ujar dia.

Berita Lainnya
×
tekid