sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Presiden beri perintah agar petani percepat masa tanam sebelum kemarau

Ini untuk mengantisipasi dampak kekeringan dan krisis pangan di tengah pandemi Covid-19.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Selasa, 05 Mei 2020 10:35 WIB
Presiden beri perintah agar petani percepat masa tanam sebelum kemarau

Presiden Joko Widodo meminta para petani mempercepat masa tanam menjelang musim kemarau di masa pandemi Covid-19. Karena itu, Presiden memerintahkan jajarannya agar memastikan bibit dan pupuk yang dibutuhkan para petani tersedia dan dengan harga terjangkau.

Menurut Jokowi, para petani harus memanfaatkan curah hujan yang masih ada saat ini. Hal ini penting untuk menjamin ketersediaan pangan di tengah wabah corona yang terjadi. Ketiadaan bahan pangan di masa pandemi, akan semakin menyulitkan kehidupan masyarakat. 

"Kita harus manfaatkan curah hujan yang masih ada saat ini. Harus dipastikan petani tetap berproduksi. Harus tetap bertanam dengan menerapkan protokol kesehatan. Ketersediaan sarana prasarana pertanian, baik yang berkaitan dengan bibit dan pupuk, harus benar-benar ada dan harganya terjangkau," kata Presiden Jokowi dalam rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju yang dilakukan secara virtual dari Istana Merdeka Jakarta, Selasa (5/5).

Agar dapat tetap berproduksi, pemerintah juga telah menyiapkan stimulus ekonomi yang dikhususkan bagi para petani. Presiden menginstruksikan agar hal ini kembali dibahas lebih rinci untuk memastikan aktivitas pertanian dapat berlangsung dengan baik.

Stimulus ekonomi yang dimaksud, sempat disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas 28 April 2020 lalu. Saat itu, dia menyampaikan bahwa pemerintah akan memberi insentif senilai Rp600.000 bagi 2,44 juta petani agar bisa menanam di periode berikutnya.

Insentif berbentuk bantuan langsung tunai atau BLT itu terdiri dari Rp300.000 bantuan tunai, dan Rp300.000 selanjutnya sarana prasarana produksi pertanian selama tiga bulan.

Presiden menekankan, kelangsungan produksi pertanian di tanah air harus dipastikan tetap berjalan untuk menghindari krisis pangan sebagai dampak pandemi Covid-19. Sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan untuk tidak mengekspor produk pertanian mereka, untuk memastikan ketersediaan di dalam negeri.

"Saya sudah menyinggung beberapa kali peringatan FAO mengenai krisis pangan dunia, oleh sebab itu urusan berkaitan dengan musim kemarau harus benar-benar kita hitung benar-benar," kata Jokowi.

Sponsored

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi, 30% wilayah-wilayah yang masuk zona musim kering tiga bulan ke depan, akan mengalami musim kering yang lebih kering dari biasanya.

"Oleh sebab itu antisipasi mitigasi harus benar-benar disiapkan sehingga stabilitas harga bahan pangan tidak terganggu," ucap Presiden Jokowi.
 
Adapun untuk mengantisipasi dampak kekeringan dan krisis pangan, Presiden menekankan tiga hal. Pertama, dengan memberikan jaminan ketersediaan air di daerah sentra produksi pertanian. Hal ini dilakukan dengan membuat sarana dan prasarana penyimpanan, di antaranya dengan memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan.

Percepatan musim tanam, merupakan poin kedua yang disebut Presiden untuk mengantisipasi dampak kekeringan dan krisis pangan.

“Yang ketiga, adalah mengenai manajemen pengelolaan stok untuk kebutuhan pokok, untuk bahan-bahan pokok, hitung-hitungannya detail. Bulog tetap harus membeli gabah dari petani, sehingga harga di petani menjadi lebih baik,” kata Jokowi. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid