sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Wiranto sebut pengungsi Wamena masih trauma

Pendatang di Wamena rata-rata adalah pedagang yang selama ini memasok kebutuhan masyarakat dan menghidupkan roda perekonomian.

Khaerul Anwar
Khaerul Anwar Sabtu, 05 Okt 2019 00:30 WIB
Wiranto sebut pengungsi Wamena masih trauma

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengakui pengungsi Wamena, Papua, masih trauma sehingga meminta diungsikan ke Jayapura atau kembali ke daerah asalnya.

"Yang terpenting, kita segera bisa menetralisir trauma itu, menjamin keamanan masyarakat. Kemudian juga sudah ada jaminan dari tokoh-tokoh adat, tetua adat," katanya, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat.

Para tetua dan tokoh adat setempat, meminta masyarakat pendatang untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari kembali di Wamena, dan tidak pergi ke daerah lain.

Pendatang di Wamena rata-rata adalah pedagang yang selama ini memasok kebutuhan masyarakat dan menghidupkan roda perekonomian rakyat.

"Bisa dibayangkan kalau mereka (warga pendatang) tiba-tiba eksodus maka roda perekonomian daerah itu bisa mati dan macet. Jadi, saling membutuhkan," ucapnya.

Ia mengajak masyarakat Wamena dan daerah sekitar yang terdampak kerusuhan untuk membantu menciptakan rasa aman di daerahnya, termasuk bagi warga pendatang.

Di sisi lain, pemerintah juga harus memberikan jaminan keamanan secara utuh di Wamena dan sekitarnya yang sampai saat ini masyarakatnya masih trauma karena serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Mengenai banyaknya masyarakat pendatang yang meninggalkan Wamena atau diungsikan ke Jayapura, ia mengatakan, bisa saja nantinya para pengungsi kembali lagi ke Wamena untuk melanjutkan usaha.

Sponsored

"Bisa saja. Mobilitas setiap saat ada. Angkatan Udara terus bergerak, tidak berhenti. Mungkin setelah keadaan reda dan tenang, mereka balik ke sana," tutur Wiranto.

Oleh karena itu, Wiranto mengimbau seluruh masyarakat, terutama yang selama ini aktif di media sosial untuk ikut membantu mendinginkan suasana sehingga menghilangkan rasa trauma masyarakat pendatang.

Sementara Tim kemanusian Pemprov Banten terus menyisir sejumlah posko pengungsian di Papua. Dari hasil penyisiran, tim menemukan tambahan warga Banten terdampak kerusuhan Papua sebanyak 25 orang.

Ketua Tim Kemanusiaan Pemprov Banten E Kusmayadi mengatakan, dari hasil pendataan hingga hari kedua telah mendata 25 orang. Hanya saja, dari jumlah tersebut hanya 23 orang yang mau dipulangkan.

 “Yang kita pulangkan 23 jiwa, dan yang dua tetap di sini bersama keluarganya di Sentani,” katanya saat dikonfirmasi di posko Kemanusiaan Provinsi Banten di Sentani, Jayapura,  Jumat (4/10).

Kusmayadi menjelaskan kepulangan mereka akan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama dilakukan pada Minggu (6/10) sebanyak 21 orang dan gelombang dua dilakukan Senin (7/10) sebanyak dua orang. “Yang bertahan di sini kami berikan santunan sebesar Rp5 juta,” katanya.

Bantuan tersebut, sebagai bentuk perhatian Pemprov Banten kepada warga Banten. Saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, para warga yang dipulangkan akan disambut langsung Gubernur Banten Wahidin Halim.

"Ini bentuk perhatian Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur kepada masyarakatnya di manapun mereka berada,” ucapnya. 

Pascakepulangan, pihak Pemprov akan berkoordinasi dengan Pemkab Serang dan Pemkot Serang untuk dilakukan pembinaan perekonomian lebih lanjut agar memiliki usaha di kampung halaman. (Ant)

 

Berita Lainnya
×
tekid