sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menunggu sumbangsih pilar naturalisasi Qatar di Piala Dunia 2022

12 asal asing yang di-Qatarkan. Jadi, 43 persen bukan darah murni di skuad Qatar.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Jumat, 30 Sep 2022 09:04 WIB
Menunggu sumbangsih pilar naturalisasi Qatar di Piala Dunia 2022

Juru latih Qatar, Felix Sanchez, harus putar otak lebih taktis. Tim berjuluk Si Merah Tua menyudahi rangkaian laga percobaan menjelang Piala Dunia 2022, hasilnya mengecewakan.

Akram Afif cs terakhir, pada Rabu (28/9), ditahan imbang Chile 2-2 di Estadio Franz Horr, Wina. Padahal Chile gagal lolos ke Piala Dunia 2022 dari zona CONMEBOL Amerika Latin.

Sebelumnya Qatar dikandaskan Kanada 0-2, Sabtu (24/9). Bahkan dari tim U-23 Kroasia, mereka takluk telak 0-3, Selasa (20/9). Total sekali seri dan dua kalah dalam tiga pertandingan September ini bukan rapor menggembirakan.

Qatar menjelma kekuatan baru Asia. Mereka mengandalkan pemain naturalisasi. Dari 28 nama di skuad terbaru, 12 asal asing yang di-Qatarkan. Jadi, 43 persen bukan darah murni di skuad Qatar.

Asal Sudan saja tercatat empat pilar. Kiper Meshaal Barsham dan gelandang Abdulaziz Hatem keturunan Sudan, bek Musab Kheder dan penyerang Almoez Ali kelahiran Khartum.

Negara Afrika yang berkecamuk perang saudara itu di seberang barat Laut Merah, 3.000 kilometer jaraknya dari Qatar. Perdana Menteri Sudan, Abdalla Hamdok, awal tahun ini mundur menyusul aksi protes paling mematikan. Pada Maret 2022 lebih dari 1.000 orang termasuk 148 anak-anak dan 144 wanita telah ditahan karena menentang kudeta, ditambah 25 tuduhan pemerkosaan, dan 87 orang telah dibunuh termasuk 11 anak-anak.

Sudan penuh kekacauan, Qatar nyaman damai kaya. Iming-iming kehidupan yang lebih baik menggiurkan warga Sudan yang berbakat unggul sepakbola.

Qatar memiliki Indeks Pembangunan Manusia tertinggi ketiga di dunia Arab, pendapatan per kapita US$50.805,46, sementara Sudan US$595,47. Siapapun pasti tergoda mau jadi warga negara di negeri dengan pendapatan sebesar 85 kali lipat.

Sponsored

Selain empat importir asal Sudan, mereka memiliki bek lawas asli Portugal Ro-Ro, 32 tahun, yang bernama lengkap Pedro Miguel Carvalho Deus Correia. Duo berdarah Irak, bek tengah Bassam Al-Rawi dan gelandang Mohammed Waad.

Ditambah bek tengah, Boualem Khoukhi, naturalisasi asal Aljazair. Begitu juga gelandang tengah Karim Boudiaf, yang lahir di Prancis dari keturunan Aljazair. Gelandang Ali Assadalla kelahiran Bahrain. Striker Mohammed Muntari naturalisasi dari Ghana. Penyerang Ahmed Alaaeldin lahir di Mesir.

Ajang pegelaran akbar sepakbola sejagat akan dimulai 20 November mendatang. Di sisi lain, Qatar telah banyak dikritik karena kematian massal pekerja pembangunan stadion untuk Piala Dunia 2022.

Sebenarnya tiada kesebelasan Asia yang melesat secepat kilat Qatar. Pada gelaran Piala Asia 2004, mereka terpaksa membuang pelatihnya asal Prancis, Philippe Troussier, lantaran kalah 1-2 dari Indonesia.

"Itulah salah satu kemenangan terindah dalam hidup saya. Kami mengalahkan Qatar. Pelatihnya yang dijuluki Si Dukun Putih dipecat," kata mendiang manajer timnas Andi Darussalam Tabusalla. Ia membanggakan kemenangan perdana pasukan Garuda Merah-Putih, saat semasa hidupnya mengobrol di Warkop Dg Anas Pelita, Makassar.

Tapi, empat kali Piala Asia kemudian, Qatar bangkit untuk meraih juara di edisi AFC Asian Cup Uni Emirat Arab 2019. Kini, sebagai juara bertahan Asia, mereka menuju pegelaran supremasi FIFA dengan menjadi tuan rumah.

Berkaca dari hasil pertandingan uji coba, Qatar diperkirakan tidak dapat berbuat banyak meski di depan pendukungnya sendiri. Mereka tergabung di Grup A yang tidak bisa dianggap enteng bersama Ekuador, Senegal, dan favorit Belanda.

Kepercayaan akan proses naturalisasi di timnas Qatar masih butuh waktu panjang. Bukan hanya sampai di Piala Dunia 2022 ini saja. Hasil undian juga agaknya cukup sial sebab tuan rumah diuntungkan karena ditempatkan di pot pertama. Mereka lebih punya peluang seandainya bertemu Amerika Serikat, Polandia, dan Kosta Rika di fase penyisihan.

Kekuatan berdarah asing milik Qatar sedikit mengingatkan pada warna Prancis. Setelah peringkat keempat pada Piala Dunia 1982 dan juara ketiga '86, Pasukan Biru tidak masuk dua edisi 1990 dan 1994. Publik Prancis ramai mempertanyakan pemain naturalisasi, bahkan meragukan nasionalisme keturunan yang berasal dari imigran yang sudah lama beranak-pinak di bawah Menara Eiffel.

Banyak yang nyinyir, malah mengejek jajaran pemain kulit hitam di timnas Les Bleus tidak hapal La Marseillaise, lagu kebangsaan. Kejutan terjadi 1998: anak migran muslim Aljazair menanduk bola dua gol di final, Zinedine Zidane, jadi pahlawan juara dunia.

Berita Lainnya
×
tekid