Anggota Komisi VI Dewan PDPR Ida Fauziyah mendorong agar Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terus dikembangkan menjadi transportasi yang bisa menjangkau jarak lebih jauh di masa depan.
“Kalau kepercayaan publik sudah tumbuh, kami berharap rute kereta cepat bisa diperluas, misalnya dari Jakarta hingga Surabaya. Ini tentu akan kami dukung penuh,” kata Ida dikutip Kamis (10/4).
Politisi fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu memberikan dukungan terhadap pengembangan KCIC sebagai moda transportasi modern yang membanggakan dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat. Ia turut menyoroti tingginya minat masyarakat terhadap layanan kereta cepat, terutama untuk keperluan wisata.
“Kalau dilihat dari laporan Dirut KCIC, layanan selama libur Idulfitri sebagian besar dimanfaatkan untuk kepentingan wisata oleh masyarakat, khususnya di Jakarta dan sekitarnya. Lonjakan penumpang menurut laporan dari KCIC tadi terjadi setelah masa lebaran,”
Lebih lanjut ia mengapresiasi proses alih pengetahuan (transfer knowledge) dan pengalaman dari tenaga kerja asing kepada tenaga kerja Indonesia dalam proyek KCIC. Ia menyebut, komposisi tenaga kerja lokal kini sudah lebih dominan, hal ini menurutnya menunjukkan kemajuan dalam penguasaan teknologi dan operasional kereta cepat oleh sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
“Saya sangat senang karena transfer knowledge dan transfer experience dari tenaga kerja asing ke tenaga kerja lokal sudah berjalan dengan baik. Komposisinya pun sekarang sudah lebih banyak tenaga kerja Indonesia,” tambahnya.
Lebih lanjut Ida menegaskan keberhasilan KCIC bukan hanya soal kecepatan transportasi, tapi juga simbol kemajuan teknologi nasional dan kemampuan Indonesia dalam membangun infrastruktur transportasi kelas dunia.
Sebelumnya Asisten Deputi Bidang Jasa Logistik Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Desty menyampaikan sejak mulai beroperasi pada Oktober 2023, KCIC telah melayani lebih dari 8 juta penumpang dengan frekuensi perjalanan mencapai 62 kali per hari. Berbeda dari moda transportasi lainnya, lonjakan penumpang KCIC justru terjadi setelah masa puncak mudik Idulfitri, yang menunjukkan masyarakat lebih banyak memanfaatkan layanan ini untuk kegiatan wisata selama liburan.
“Saya turut menyampaikan terima kasih kepada Komisi VI DPR atas dukungan yang telah diberikan dimulai sejak tahap pembangunan hingga operasional KCIC, termasuk melalui pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN). Kami berharap Komisi VI DPR terus memberikan dukungan, terutama untuk percepatan penyelesaian akses ke stasiun-stasiun KCIC yang masih belum tuntas, seperti di Stasiun Karawang, agar cakupan layanan dapat diperluas dan semakin banyak masyarakat yang menikmati manfaat transportasi modern,” ujarnya.