close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua DPR Puan Maharani menanggapi pertanyaan wartawan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, awal Desember 2024. Foto dokumentasi DPR.
icon caption
Ketua DPR Puan Maharani menanggapi pertanyaan wartawan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, awal Desember 2024. Foto dokumentasi DPR.
Peristiwa
Selasa, 15 Juli 2025 15:36

DPR dukung Sekolah Rakyat sebagai inovasi pendidikan

Sekolah Rakyat adalah langkah progresif yang perlu terus dipantau dan disempurnakan.
swipe

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani, menyambut positif kehadiran program Sekolah Rakyat sebagai salah satu bentuk inovasi pendidikan yang bertujuan menjangkau masyarakat secara lebih luas. Menurut Puan, DPR menaruh perhatian besar terhadap program ini agar tidak ada satu pun warga negara yang tertinggal dari akses pendidikan. Ia menyebut Sekolah Rakyat adalah langkah progresif yang perlu terus dipantau dan disempurnakan.

“Tentu saja ini sangat inovatif. Harapan DPR adalah jangan sampai ada rakyat Indonesia yang tidak mendapatkan pendidikan. Ini program yang baik dan perlu terus diawasi pelaksanaannya,” ujar Puan usai Sidang Paripurna di Kompleks Parlemen, Selasa (15/7).

Namun demikian, Puan juga mencatat di lapangan masih ditemukan berbagai tantangan. Ia menekankan pentingnya agar Sekolah Rakyat tidak menjadi eksklusif atau berkompetisi dengan sekolah formal yang sudah ada, melainkan menjadi pelengkap dan penguat sistem pendidikan nasional.

“Jangan sampai niat baik ini justru membuat kompetisi yang tidak sehat dengan sekolah-sekolah yang sudah ada. Program ini sebaiknya melengkapi dan mendukung sistem pendidikan yang telah berjalan,” jelasnya.

DPR, kata Puan, akan terus mengawasi dan mendukung perbaikan program ini agar berjalan sesuai tujuan. Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan DPR dalam menyempurnakan inisiatif seperti Sekolah Rakyat, demi memastikan pendidikan yang merata dan inklusif bagi seluruh anak bangsa.

Perlu diketahui, sebanyak sembilan Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah mulai operasional pada Senin, (14/7). Sembilan Sekolah Rakyat tersebut terbagi dalam enam Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tiga Sekolah Manengah Pertama (SMP). 

Angkatan pertama Sekolah Rakyat ini menampung setidaknya 850-an anak dari keluarga yang masuk kategori miskin dan miskin ekstrem. Keluarga tersebut sesuai data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). 

Sekolah Rakyat ini mengadopsi sistem boarding school atau sekolah berasrama. Siswa yang masuk Sekolah Rakyat akan tinggal di asrama sampai lulus. Meski demikian, orang tua atau wali siswa tetap dapat bertemu anak-anak tercintanya setiap hari Sabtu dan Minggu.

Khusus di Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Surakarta, jumlah siswa angkatan pertama ini sekitar 200 anak didik. Kemudian ada sekitar 20 guru dan tenaga pendidik serta 12 wali asuh atau wali asrama.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan