Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dina Lorenza Audria, menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% hingga 5,8% yang ditetapkan untuk tahun 2026 merupakan sasaran yang realistis, meski tetap menantang untuk dicapai.
Dalam pandangannya, pertumbuhan ekonomi sebesar itu dapat terwujud jika pemerintah fokus pada penguatan daya beli rumah tangga sebagai motor utama pertumbuhan nasional.
“Daya beli konsumsi rumah tangga adalah penopang utama perekonomian kita. Maka dari itu, perlu ada langkah konkret untuk menjaganya tetap tumbuh positif,” ujar Dina dalam Rapat Paripurna DPR ke-19 di Kompleks Parlemen, pada Selasa (27/5).
Selain itu, ia mendorong pengurangan ketergantungan impor, khususnya untuk komoditas pangan dan energi, sebagai bagian dari strategi penguatan ekonomi domestik.
Dina juga menekankan pentingnya optimalisasi program hilirisasi industri. Menurutnya, hilirisasi perlu diarahkan agar dapat mencapai industri akhir sehingga mampu menciptakan lapangan kerja secara masif dan memperluas basis penerimaan pajak negara.
Iklim investasi yang kondusif juga menjadi fokus perhatian. Ia mengingatkan stabilitas regulasi dan kepastian hukum harus terus dijaga agar investor tetap menaruh kepercayaan pada perekonomian Indonesia.
“Pemerintah juga perlu mengoptimalkan instrumen seperti BPI Danantara untuk mendorong investasi langsung pada sektor-sektor strategis yang berdampak luas bagi masyarakat,” tambahnya.
Dengan sinergi kebijakan yang terarah dan eksekusi program yang tepat, target pertumbuhan ekonomi tahun 2026 diyakini bukan hanya dapat dicapai, tetapi juga menjadi pijakan penting menuju kemajuan ekonomi jangka panjang.