close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani. Foto Instagram @puanmaharaniri.
icon caption
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani. Foto Instagram @puanmaharaniri.
Peristiwa
Kamis, 12 Juni 2025 09:22

Puan ajak dunia perkuat peran perempuan

Puan menyoroti pentingnya kesetaraan gender serta kerja sama antarnegara dalam menghadapi krisis global.
swipe

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani menjadi pembicara kunci dalam Konferensi Internasional bertajuk “Role of Women in Strengthening Global Resilience and Advancing Diplomacy” yang digelar di California State University (CSU), Sacramento, Selasa (10/6). Dalam forum yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini, Puan menyoroti pentingnya kesetaraan gender serta kerja sama antarnegara dalam menghadapi krisis global.

“Atas nama delegasi Indonesia, saya menyampaikan apresiasi kepada Sacramento State University atas kehormatannya menjadi tuan rumah acara ini,” ucap Puan dikutip KAmis (12/6).

Puan mengungkapkan, perempuan merupakan kekuatan global yang nyata, dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 49,7% atau sekitar 4,09 miliar jiwa. Di Indonesia, perempuan memegang peran penting di berbagai sektor—dari politik, ekonomi, hingga ilmu pengetahuan.

“Hampir separuh dari 280 juta penduduk Indonesia adalah perempuan. Mereka tidak hanya hadir, tetapi berkontribusi nyata dalam pembangunan nasional,” kata Puan.

Ia juga menyoroti pencapaian politik perempuan Indonesia, termasuk penerapan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang mewajibkan partai politik mencalonkan minimal 30% perempuan. Dampaknya, keterwakilan perempuan di parlemen meningkat dari 17,3% menjadi 21,39% pada periode 2019–2024.

“Indonesia juga pernah memiliki presiden perempuan, dan saya saat ini dipercaya sebagai Ketua DPR perempuan pertama dalam sejarah republik,” tambahnya.

Puan menegaskan kesetaraan gender bukan sekadar isu keadilan, tetapi juga bagian penting dari pembangunan berkelanjutan. Ia menyebut, partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan akan menghasilkan keputusan yang lebih inklusif dan berkeadilan.

“Kesetaraan gender berarti hak politik, sosial, ekonomi, dan budaya antara laki-laki dan perempuan adalah sama. Perempuan harus diberi ruang dalam proses pengambilan keputusan,” tegasnya.

Selain isu gender, Puan juga membahas tantangan global yang kini dihadapi banyak negara, mulai dari perubahan iklim, ketegangan geopolitik, krisis ekonomi, hingga ketimpangan sosial. Menurutnya, kerja sama antarnegara menjadi kunci untuk membangun tatanan dunia yang lebih manusiawi dan bebas dari dominasi atau eksploitasi.

“Setiap negara tidak bisa berjalan sendiri. Kita perlu bekerja sama untuk menciptakan dunia yang adil dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam konteks itu, Puan menilai perempuan memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan. Ia mengatakan sudut pandang dan pendekatan khas perempuan dapat memperkaya diplomasi global dan mempercepat tercapainya perdamaian serta keadilan sosial.

Puan menutup paparannya dengan menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus menyuarakan kesetaraan gender di forum-forum internasional, termasuk dalam pertemuan Parlemen G20 (P20).

“Indonesia akan terus berperan aktif untuk memastikan setiap perempuan di dunia mendapat haknya secara setara. Ini adalah perjuangan bersama,” tutur Puan.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan