Dorong 2 paslon presiden-wapres, PDIP trauma kalah?
PDIP kalah ketika pilpres diikuti lebih dari dua paslon presiden-wapres, seperti pada 2004 dan 2009.

Pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, yang mendorong Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 hanya diikuti dua pasangan calon (paslon) dinilai sebagai upaya memengaruhi proses seleksi.
"Pernyataan Sekjen PDIP yang menginginkan pemilihan presiden diikuti hanya dua pasangan calon semakin menguatkan indikasi adanya upaya yang sangat serius dari penguasa saat ini untuk memengaruhi proses seleksi pasangan calon presiden dan wakil presiden (wapres)," ucap Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (15/9).
Menurut Ipang, sapaannya, kecurigaan tersebut diperkuat dengan data Voxpol Center, di mana 40,3% publik percaya adanya intervensi penguasa untuk memengaruhi proses seleksi paslon presiden. "Ini mencerminkan tingkat ketidakpercayaan publik terhadap integritas proses politik."
Lebih jauh, ia berpendapat, keinginan Hasto agar pilpres diikuti dua paslon tidak lepas dari pengalaman PDIP. Kandidat yang diusung partai berlogo banteng moncong putih selalu kalah ketika pilpres diikuti banyak kandidat, utamanya pada putaran kedua.
"Pernyataan Sekjen PDIP ini lebih mencerminkan akan adanya kekhawatiran tentang potensi kekalahan jika pasangan calon presiden lebih dari dua pasang. Dan jika terjadi pemilihan putaran kedua, sangat traumatik bagi PDIP dan berpotensi menggoyahkan dominasi mereka," tuturnya.
"Itu artinya, PDIP tidak siap kalau pemilu ada dua putaran. Dengan dua pasang capres, pemilu akan berlangsung menang dengan satu putaran pemilu saja," imbuh Ipang.
Diketahui, pilpres berlanjut ke putaran kedua jika tidak ada paslon presiden-wapres yang memperoleh 50% plus satu suara pada putaran pertama. Ini sesuai mandat Diatur dalam Pasal 6A UUD 1945.
Di sisi lain, sejak pilpres bergulir secara langsung pada 2004, paslon presiden-wapres yang diusung PDIP selalu menang kala hanya diikuti dua pasangan. Ini seperti pengalaman 2014 dan 2019.
Pada 2004 dan 2009, PDIP, yang mengusung Megawati Soekarnoputri, kalah pada pilpres. Dua-duanya ditaklukkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Fenomena ‘remaja jompo’: Saat sakit tak hanya dialami lansia
Rabu, 27 Sep 2023 12:51 WIB
Ketika relawan capres saling beralih dukungan
Selasa, 26 Sep 2023 06:36 WIB