sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Megawati sarankan mahasiswa baca buku Bung Karno

Megawati merasa janggal atas pembatasan akses bacaan karya Bung Karno di era Orba.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Selasa, 24 Nov 2020 16:27 WIB
 Megawati sarankan mahasiswa baca buku Bung Karno

Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menyarankan mahasiswa membaca buku karya Bung Karno yang dibatasi peredarannya di era Orde Baru (Orba). Padahal, menurut dia, banyak karya tulis tokoh revolusioner itu kaya akan pengetahuan.

"Bayangkan, saya suka mikir, sebenarnya kenapa ya kalau sebagai pengetahuan tidak boleh (dibaca). Ya itu bagian dari politik dan de-Sukarnoisasi," kata Mega, dalam pembukaan pameran bertajuk "Bung Karno & Buku-Bukunya," yang disiarkan secara virtual, Selasa (24/11).

Kala itu, sambung Megawati, kaum intelektual tidak ada yang berani berbicara tentang Soekarno. Dirinya pun merasa aneh dengan sistem politik yang terkesan seperti 'memandulkan' kaum intelektual.

"Sampai saya sendiri mikir, kok ada ya sebuah sistem yang sampai membuat, mohon maaf seperti 'memandulkan' kalangan intelektual kita loh. Sampai enggak berani. Sampai buku itu disembunyikan," tuturnya.

Baginya, sejumlah karya Soekarno merupakan intisari dari ilmu pengetahuan, salah satunya buku "Di Bawah Bendera Revolusi".

"Itu adalah ekstraksi (ilmu pengetahuan) kalau dibaca," katanya.

Namun, pembatasan bacaan saat itu membuat kalangan intelektual tak dapat mengakses buku tersebut. Seharusnya, kata Mega, kaum intelektual merdeka untuk memilih sumber pengetahuan.

"Tetapi inilah salah satu menurut saya, yang saya coba katakan," ucap dia.

Sponsored

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuagan (PDI-P) ini menekankan bahwa pernyataan tersebut dilontarkan bukan karena dirinya putri Soekarno. Namun, karya Presiden Republik Indonesia ke-1 itu dianggap luar biasa.

"Nanti ketika ngomong begini, saya seringkali dikatakan, saya membela ayah saya. Ya tentunya yang saya bela siapa?  Ya tentu semua orang akan membela orangtuanya. Tetapi sangat objektif, sangat realistis, dan sangat fair," tutur dia.

"Ya kalau kalian mahasiswa harus baca buku ini, buku ini, buku ini, saya kan begitu juga. Lalu mengapa buku-buku tokoh ini sepertinya diabaikan. Ini kan harus kita jawab dengan nurani menurut saya," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid