sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

SBY diminta tak asal bunyi soal isu jegal capres 2024

Partai Demokrat seharusnya belajar dari berbagai kegagalan dalam berpartai politik.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Selasa, 20 Sep 2022 11:53 WIB
SBY diminta tak asal bunyi soal isu jegal capres 2024

Pernyataan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengenai dugaan penjegalan calon tertentu, sehingga hanya terbentuk dua pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024 dinilai tidak memiliki landasan hukum bahkan disebut sebagai asal bunyi.

Alasannya, pencalonan presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) dua atau tiga pasangan calon bukan larangan atau menjadi suatu yang bertentangan dengan hukum. Bahkan, itu sangat tergantung pada konsensus para pimpinan parpol yang karena terdapat kesamaan visi, misi, ideologi dan kepentingan serta komunikasi politik baik di antara pimpinan parpol.

"Maka koalisi parpol akan terbentuk, meski beresiko ada parpol dan capres yang terlempar ke luar gelanggang koalisi," ujar Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus kepada Alinea.id, Selasa (20/9).

Menurut Petrus, Partai Demokrat seharusnya segera mengoreksi dan berbenah diri, agar tidak terulang kembali peristiwa di mana pada Pilpres 2019, sebagian kader dan struktur partai tidak mendukung capres yang diusung partai berlambang mercy itu. Malahan, kata Petrus, kader Demokrat secara terbuka mendukung Joko Widodo (Jokowi).

"Dan itu sah-sah saja sesuai dengan semangat UU Partai Politik dan UU Pemilu. Jadi dalam soal koalisi bukan salah bunda mengandung," tutur dia.

Dengan demikian, lanjut Petrus, pernyataan SBY bahwa dirinya turun gunung, menjadi aneh dan tidak masuk akal. Sebab bagaimanapun, kata Petrus, SBY adalah ketua dewan pembina dan pemangku jabatan strategis lainnya yang selalu aktif mengendalikan Partai Demokrat

"Sehingga istilah turun gunung itu adalah suatu kebohongan dan tipu muslihat untuk menipu diri sendiri,  publik dan bagi kader-kader Partai Demokrat sendiri," ucap dia.

Petrus menambahkan, Partai Demokrat seharusnya belajar dari berbagai kegagalan dalam berpartai politik, gagal menjadikan anaknya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai gubernur DKI Jakarta, gagal dalam mempertahankan posisi sebagai parpol peraih suara terbanyak, gagal dalam koalisi Pilpres 2014 dan 2019 dan lain sebagainya.

Sponsored

"Malah banyak kader Partai Demokrat justru tidak mendukung koalisi Partai Demokrat dan capresnya, malah dukung capres lain. Sehingga dengan sejumlah kegagalan itu mestinya Partai Demokrat menjadi lebih dewasa, berpikir logis dan tidak bicara asal bunyi sekelas SBY," ucap Petrus.

Berita Lainnya
×
tekid