SMRC: Prabowo "rebut" suara Anies dan Ganjar di semua lapisan
Ini terlihat dalam hasil survei SMRC periode Desember 2022 hingga April 2023.

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat terjadi perubahan pola kecenderungan masyarakat dalam memilih kandidat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sejak Desember 2022-April 2023. Pada akhir tahun lalu, sebesar 36,1% responden yang disurvei memilih Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres), tetapi turun menjadi 33,2% pada awal April ini.
Dukungan kepada capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan pun menyusut. Masih berdasarkan riset SMRC, dukungan menyusut dari 27% menjadi 24,2% pada periode sama.
"Sebaliknya, Prabowo mengalami kenaikan suara dari 25% menjadi 31,5%. Kenaikannya sekitar 6%. Terlihat kenaikan Prabowo mengambil suara Ganjar maupun Anies," ucap pendiri SMRC, Saiful Mujani, dalam keterangannya, Kamis (11/5).
Saiful melanjutkan, SMRC lantas melakukan studi guna melihat segmen pemilih yang berubah tersebut. Suara Prabowo cenderung naik di kelompok pemilih di pedesaan dari 29% ke 34%.
Sementara itu, dukungan kepada Ganjar turun sedikit menjadi 32% dari 33%. Adapun suara kepada Anies menurun 3% dari 25%.
"Di desa terjadi pertarungan yang cukup sengit antara Anies dengan Prabowo. Dan nampaknya yang menang untuk sementara ini adalah Prabowo. Sedangkan Ganjar, tidak ikut bertarung di wilayah ini. Suaranya relatif stabil," tuturnya.
Pada klaster pemilih di perkotaan, menurutnya, terjadi perebutan suara antara Ganjar dan Prabowo. Dukungan kepada Ganjar susut ke 34% dari 39%, sedangkan Prabowo naik sekitar 8% menjadi 29% dan Anies sedikit menurun dari 29% ke 26%.
"Terlihat bahwa pertarungan di perkotaan adalah antara Prabowo dan Ganjar. Dan nampaknya yang memenangkan pertarungan [dalam empat bulan terakhir] di wilayah ini adalah Prabowo Subianto," katanya. "Prabowo memenangkan pertemuran di kedua medan itu [untuk sementara]."
Untuk melihat konsistensi temuan ini, Saiful lantas mengemukakan data preferensi pemilih berdasarkan pendidikan. Warga pedesaan umumnya berpendidikan lebih rendah daripada masyarakat perkotaan.
Hasilnya, kelompok warga yang berpendidikan SD, dukungan kepada Anies menurun dari 21% ke 17%. Kemudian, Prabowo menguat 30% ke 39%, dan Ganjar relatif stabil dari 32% ke 30%.
Pada kelompok pemilih berpendidikan perguruan tinggi (PT), suara Ganjar turun dari 42% ke 33%, Prabowo naik dari 10% ke 22%, dan Anies susut 4% dari 40%. Saiful berpendapat, data ini sejalan dengan data pilihan warga berdasarkan desa-kota.
SMRC pun menguji konsistensi pola ini pada kelompok masyarakat yang memiliki telepon genggam (HP) dan yang tidak. Di klaster pemilih yang memiliki HP, suara Ganjar turun dari 39% ke 35%, Prabowo naik dari 23% ke 29%, dan Anies relatif tidak banyak berubah dari 28% ke 26%.
Lalu, pada pemilih yang tidak memiliki HP, suara Ganjar sedikit menguat dari 24% ke 28%. Sementara itu, Prabowo meningkat dari 34% ke 40% dan Anies turun dari 22% ke 17%.
Saiful menerangkan, warga yang tidak memiliki HP umumnya tinggal di pedesaan. Mereka kurang mempunyai akses pada informasi dan cenderung tak terpapar isu. Dengan demikian, yang terjadi adalah perang tanpa isu di wilayah ini.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Buntut panjang peretasan bank syariah terbesar
Sabtu, 27 Mei 2023 06:30 WIB
Seberapa sakti nomor urut caleg di Pemilu 2024?
Jumat, 26 Mei 2023 15:05 WIB