sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Minim bantuan Covid-19, politikus dan parpol dinilai tak sadar kemanusiaan

Parpol maupun anggota mereka di parlemen diminta memperhatikan masyarakat agar dapat mengatasi pandemi Covid-19.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Minggu, 22 Mar 2020 09:32 WIB
Minim bantuan Covid-19, politikus dan parpol dinilai tak sadar kemanusiaan

Minimnya bantuan politikus dan partai politik atau parpol di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia dinilai mencerminkan ketidakpekaan elit politik nasional. Sebab, mereka justru tak hadir saat masyarakat membutuhkan bantuan di masa sulit.

"Ini jadi pertanyaan. Apakah politikus dan partai politik kita tak menganggap serius krisis yang disebabkan Covid-19, atau mereka tak peduli pada kesulitan masyarakat. Ini kan menunjukkan mereka tak punya kepekaan pada kondisi masyarakat," kata Direktur Eksekutif Indonesian Democratic Center for Strategic Studies (Idecenters) Girindra Sandino saat dihubungi jurnalis Alinea.id di Jakarta, Minggu (22/3).

Menurutnya, keadaan ini berbanding terbalik dengan masa-masa kampanye jelang pemilu. Saat itu, parpol maupun politikus yang mengincar kursi legislatif berlomba-lomba memberi bantuan. Mulai dari bahan pokok sehari-hari, hingga kaus dan atribut kampanye lain yang sebenarnya tak dibutuhkan masyarakat.

Politikus tanah air, kata Girindra, seharusnya menggunakan kondisi ini untuk membuktikan dukungan mereka pada masyarakat. Sehingga jargon politik keberpihakan pada rakyat, memiliki bukti konkret yang dirasakan masyarakat, terutama konstituen yang memilih mereka di masa kampanye.

"Parpol maupun anggota mereka di parlemen, baik tingkat pusat dan tingkat provinsi, kabupaten/kota, harus memperhatikan serius  konstituen di dapil mereka," katanya.

Girindra juga mengatakan, hal ini dapat menjadi investasi politik yang keuntungannya dapat dipetik saat masa-masa kampanye kembali bergulir. Masyarakat yang dibantu mengatasi kesulitan, diyakini tak akan melupakan kebaikan dari parpol maupun politikus nasional.

"Tapi ini bukan hanya soal investasi politik. Ini lebih pada soal etika politik dan rasa kesadaran kemanusiaan, di mana saat krisis konstituen memerlukan pemimpin," ucapnya.

Bagi dia, momen Pilkada Serentak 2020 juga dapat dimanfaatkan politikus atau partai yang bersaing di agenda lima tahunan ini. Ketimbang membagikan kaus atau atribut kampanye lain, para peserta Pilkada Serentak 2020 dapat membagikan masker dan hand sanitizer atau penyanitasi tangan kepada masyarakat di daerah pemilihan.

Sponsored

"Yang penting pembagiannya dilakukan dengan tetap memperhatikan social distance yang ditetapkan agar tak justru menimbulkan penularan corona. Tidak dilakukan dengan mengumpulkan massa, bisa dengan datang ke rumah warga," kata Girindra.

Hingga Sabtu (21/3), terdapat 450 kasus positif coronavirus di Indonesia. Sebanyak 38 orang di antaranya meninggal dunia dan 20 orang lainnya dinyatakan sembuh. Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, kasus-kasus tersebut tersebar di berbagai wilayah tanah air.

DKI Jakarta menjadi lokasi dengan jumlah kasus terbanyak, yaitu 267. Di Jawa Barat terdapat 55 kasus, Banten 43, Jawa Timur 26, Jawa Tengah 14, Kalimantan Timur 9.

Kemudian di DI Yogyakarta 5 kasus, Kepulauan Riau 4, tiga kasus di Bali dan Sulawesi Tenggara, masing-masing dua kasus di Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan, serta satu kasus di Lampung dan Riau.

Kasus kematian paling banyak terjadi di DKI Jakarta, dengan total 23 orang. Jawa Barat menempati posisi kedua dengan tiga orang, Banten dua orang, serta masing-masing satu orang di Bali, Jawa timur, dan Sumatera Utara.

Berita Lainnya
×
tekid