sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

TKN Jokowi-Maruf susun standardisasi komunikasi untuk kampanye

Penyusunan standardisasi dilakukan untuk mewujudkan kampanye damai.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Senin, 24 Sep 2018 15:40 WIB
TKN Jokowi-Maruf susun standardisasi komunikasi untuk kampanye

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin menyusun standardisasi komunikasi publik, yang akan dikedepankan sepanjang masa kampanye ini. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Arsul Sani mengatakan, akan diatur pula poin-poin larangan dilakukan oleh tim pemenangan, baik tingkat provinsi, kabupaten/kota. 

Standardisasi tersebut, nantinya akan menjadi pegangan yang harus diterapkan seluruh pendukung Jokowi-Maruf, dari parpol pengusung hingga para relawan. 

"Standardisasi sikap, baik langsung dan melalui media sosial, kami susun etiknya. Nanti saatnya kami akan sampaikan secara luas, termasuk kepada rekan-rekan relawan," ujar Arsul di Rumah Cemara, Jakarta Pusat, Senin (24/9).

Menurut dia, penyusunan standardisasi ini dilakukan agar masa kampanye selama 7 bulan ke depan, dapat berlangsung sejuk, damai, dan tidak memecah belah. 

Hal ini, lanjut Arsul, merupakan implementasi pesan Jokowi dan Maruf, agar pelaksanaan kampanye dilakukan dengan baik. Pasangan capres dan cawapres itu pun mengisyaratkan agar kampanye tidak dilakukan dengan hoaks dan fitnah.

Arsul juga mengatakan, pihaknya telah mencermati pelaksanaan "Kampanye Damai Pemilu Serentak Tahun 2019" di kawasan Monas, Minggu (23/9). Dari pengamatan Arsul, relawan-relawan yang mengikuti acara tersebut berlaku tertib, tanpa meneriakkan ujaran kebencian.

Arsul tak mempermasalahkan jika ada relawan yang meneriakkan yel-yel semacam "Jokowi 2 periode" atau "Jokowi sekali lagi". Menurut dia, hal tersebut merupakan bentuk antusiasme masyarakat yang tak melanggar hukum.

"Karena apa? Karena kemarin sudah mulai kampanye," ucapnya. 

Sponsored

Dia berharap, semua pihak baik dari TKN Jokowi-Maruf maupun kubu Prabowo-Sandi, dapat menjaga kampanye ini tetap sejuk. Menurut Arsul, jika Pemilu 2019 sama dengan pelaksanaan Pemilu 2014, apalagi bila berlangsung lebih panas, maka Pemilu 2019 telah gagal.

"Paling tidak kami (Peserta Pemilu) harus bisa menunjukkan, dibanding (Pemilu) 2014, dalam Pemilu 2019 ini akan lebih baik," harapnya. 

Berita Lainnya
×
tekid