sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bangun infrastruktur besar-besaran, begini kinerja BUMN karya

Waskita Karya, Adhi Karya, Wijaya Karya, dan PT PP baru merilis laporan keuangan untuk kuartal III-2019.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 01 Nov 2019 19:25 WIB
Bangun infrastruktur besar-besaran, begini kinerja BUMN karya

Emiten-emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya baru saja mengeluarkan laporan keuangan untuk kuartal III-2019. BUMN-BUMN karya tersebut adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).

Hingga kuartal III-2019, dari empat BUMN karya, hanya WIKA dan ADHI yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang positif. WIKA tercatat membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk senilai Rp1,35 triliun hingga kuartal III-2019. Laba bersih tersebut naik 57,18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp860,45 miliar.

Meskipun WIKA mencatatkan peningkatan laba bersih, pendapatan perseroan menurun 12,89%, menjadi Rp18,29 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp21 triliun secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sementara, Adhi Karya tercatat membukukan kenaikan laba bersih yang tipis sebesar 4,68% hingga kuartal III-2019 menjadi Rp351,22 miliar, dari Rp335,53 miliar secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sama halnya dengan WIKA, pendapatan Adhi Karya hingga kuartal III-2019 tercatat mengalami penurunan 5,20% menjadi Rp8,94 triliun, dari Rp9,43 triliun secara yoy.

Sedangkan kedua BUMN karya lainnya, PTPP, WSKT, dan JSMR mencatatkan pertumbuhan negatif secara yoy pada kuartal III-2019.

PTPP tercatat mencetak laba bersih sebesar Rp544,46 miliar pada kuartal III-2019, turun 37,75% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp874,67 miliar.

Namun, PTPP tercatat mengalami peningkatan pendapatan usaha sebesar 8,63% menjadi Rp16,06 triliun, dari Rp14,78 triliun secara yoy.

Sponsored

Selain itu, Waskita Karya pun terlihat masih belum mampu mencapai kinerja mereka seperti tahun lalu. Jika pada semester I-2019 laba bersih Waskita menurun 66,65%, penurunan tersebut tambah dalam secara yoy di kuartal III-2019 ini.

Waskita Karya tercatat membukukan pertumbuhan laba bersih negatif 69,29%, menurun dari Rp3,74 triliun pada kuartal III-2018, menjadi Rp1,15 triliun pada kuartal III tahun ini. Pendapatan Waskita Karya juga tercatat menurun 39,24% menjadi Rp22,01 triliun, dari Rp36,23 triliun secara yoy.

Realisasi kontrak baru

Sementara itu, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) merevisi turun target perolehan kontrak menjadi Rp45 triliun hingga akhir 2019. Sebelumnya, PTPP menargetkan perolehan kontrak sebesar Rp50,3 triliun pada awal tahun ini.

Direktur Utama PTPP Lukman Hidayat mengatakan pemangkasan target ini dilakukan PTPP sebab beberapa tender proyek milik pemerintah dan swasta ditunda pelaksanaannya.

"Kontrak baru kami sampai akhir September sebesar Rp23 triliun atau 51% dan target akhir tahun Rp45 triliun, ada revisi turun," kata Lukman.

Sama seperti PTPP, Waskita Karya merevisi target perolehan nilai kontrak mereka dari Rp56 triliun menjadi Rp45 triliun. Hingga kuartal III-2019 ini, Waskita mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp15,12 triliun atau 33,6% dari target perseroan Rp45 triliun tahun ini.

Kemudian, Adhi Karya mencatatkan raihan kontrak baru sebesar Rp7,6 triliun atau 25,3% hingga September 2019 dari target perseroan sebesar Rp30 triliun. Coporate Secretary Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan perolehan kontrak baru ini didapat dari lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 81,7%, properti sebesar 17,9%, dan sisanya adalah lini bisnis lain.

Realisasi kontrak baru WIKA hingga kuartal III-2019 tercatat sebesar Rp25,7 triliun atau 41,69% dari target 2019. Sebelumnya, WIKA membidik kontrak baru senilai Rp61 triliun sepanjang 2019.

Dengan kinerja seperti ini, analis teknikal Panin Sekuritas William Hartanto menyarankan investor untuk membeli saham-saham milik WIKA, ADHI, dan JSMR karena pergerakan secara teknikal ketiga saham tersebut terbilang cukup baik.

"Setiap kali ada sentimen tertentu, yang responnya paling terasa ya tiga saham itu. Ada sentimen positif, ketiga saham ini naiknya paling cepat," kata William ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jumat (1/11).

William memperhatikan, respons pelaku pasar sangat terasa di tiga saham emiten tersebut ketika Ercik Thohir naik menjadi menteri BUMN. William pun menilai, ketiga saham tersebut memiliki potensi untuk naik hingga akhir tahun 2019.

William pun menyarankan investor untuk beli saham WIKA pada level Rp1.900, ADHI di level Rp1.200, dan JSMR bisa ditunggu untuk beli pada level Rp5.275.

Berita Lainnya
×
tekid