sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BBCA hingga ASII, rekomendasi saham di tahun pemilu

Tahun 2024 masih diselimuti oleh ketidakpastian geopolitik global dan politik dalam negeri. Saham mana yang menjadi rekomendasi?

Qonita Azzahra
Qonita Azzahra Kamis, 25 Jan 2024 19:43 WIB
BBCA hingga ASII, rekomendasi saham di tahun pemilu

Dalam Dokumen Dot Plot FOMC (Federal Open Market Committee), grafik yang merangkum prospek FOMC terhadap suku bunga dana federal di bulan Desember 2023 mengindikasikan, pemangkasan suku bunga dapat lebih besar dibandingkan perkiraan sebelumnya. Hal itu mengafirmasi harapan pasar terhadap The Fed untuk dapat lebih agresif dalam menurunkan suku bunga di tahun 2024.

Pasar memperkirakan, pemangkasan suku bunga The Fed akan sebesar 150 basis poin (bps). Sedangkan melalui dot plot, The Fed memberi sinyal pemangkasan hanya 75 bps.

"Kami memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level 7.800 di akhir tahun 2024,” ujar Samuel. 

Mana saham paling menarik?

Di sisi lain, dengan asumsi Pemilu 2024 berjalan kondusif dan diikuti oleh penurunan suku bunga oleh BI dan The Fed, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan, nilai wajar IHSG akan berada di level 8.100 hingga akhir 2024. Head of Research Mirae Asset Robertus Hardy bilang, kinerja ini ditopang oleh investasi domestik dan kapitalisasi saham emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar yang masih kecil. 

Sebagai contoh, lima saham blue chips dengan kapitalisasi pasar terbesar, yaitu saham Bank PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Barito Renewable Energy Tbk. (BREN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), dan PT Bank Mandiri Tbk. memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar US$273 miliar. Nilai ini jauh di bawah lima perusahaan terbesar di bursa saham Korea Selatan (US$628 miliar), Jepang (US$672 miliar) dan India (US$691 miliar). 

“(Rekomendasi) saham kami masih belum berubah ada BBCA, BBRI, ACES (PT ACE Hardware Indonesia Tbk.), MAPI (PT Mitra Adiperkasa Tbk.), TLKM (PT Telkom Indonesia Tbk.), ISAT (PT indosat Tbk.), dan ASII (PT Astra International Tbk.),” rinci Robert. 

Untuk investasi hingga semester I-2024, dia menyarankan agar para investor menanamkan modalnya di instrumen investasi konvensional. Beberapa di antaranya adalah reksa dana pasar uang dan reksa dana yang berbasis obligasi korporasi dan negara.

Sponsored

Meski ada volatilitas yang meningkat hingga akhir Juni nanti, Robert melihat potensi konsolidasi IHSG tidak akan terlalu parah. Sebab, enam bulan ke depan, IHSG masih akan ditopang oleh beberapa sektor, seperti telekomunikasi, konsumer dan perbankan, yang diperkirakan akan mendapat banyak manfaat dari potensi trafik layanan data. 

“Di setiap event besar nasional seperti Asean Games, mungkin juga gempa bumi, itu ada peningkatan layanan traffic telekomunikasi dan elastisitas belanja ritel yang masih cukup tinggi, yang diperkirakan bisa tumbuh sekitar 3,8% hampir 4%. Di sisi lain, ada potensi penurunan suku bunga yang akan berdampak bagus pada penyaluran kredit perbankan potensial,” tutur Robert.

Berita Lainnya
×
tekid