BI diprediksi tahan suku bunga acuan November
Bank Indonesia diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate di 5%.

Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur November 2019. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi turunnya daya tarik instrumen keuangan dalam negeri yang juga dapat memicu pelebaran defisit transaksi berjalan.
Ekonom PT Bank Danamon Tbk. Dian Ayu Yustina memperkirakan BI bahkan bakal mempertahankan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate di 5% hingga akhir 2019.
Hal ini merupakan antisipasi bank sentral agar selisih suku bunga antara Indonesia dengan negara ekonomi maju (differential interest rate) tidak menjadi semakin sempit.
Jika selisih suku bunga antara Indonesia dengan negara maju semakin sempit, dikhawatirkan investor akan lebih memilih menanam modalnya di negara maju seperti Amerika Serikat.
“Jika terjadi arus modal keluar dari Indonesia, maka defisit neraca transaksi berjalan dan neraca pembayaran berisiko melebar,” ujar Dian, di Jakarta, Rabu (20/11).
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI edisi November ini akan berlangsung Rabu (20/11) hingga Kamis (21/11).
Untuk diketahui, BI menargetkan defisit neraca transaksi berjalan terkendali di kisaran 2,5%-3% dari produk domestik bruto (PDB) 2019.
"BI juga memperhatikan bahwa The Fed (Bank Sentral AS) akan menahan penurunan suku bunga acuan tahun ini, kami lihat BI akan hold hingga akhir tahun," ujar Dian.
Dari faktor ekonomi domestik, lanjut Dian, sebenarnya BI berpeluang untuk kembali menurunkan suku bunga acuan di November 2019 ini. Pasalnya, laju inflasi semakin terkendali di bawah 3,5% dan pertumbuhan ekonomi domestik yang masih prospektif ditopang konsumsi rumah tangga.
Namun, Gubernur BI Perry Warjiyo harus memperhatikan stabilitas eksternal dari indikator defisit transaksi berjalan dan kondisi neraca pembayaran Indonesia (NPI). Adapun, sepanjang tahun ini, otoritas moneter sudah empat bulan beruntun sejak Juli 2019 menurunkan suku bunga acuan sebesar total 1% menjadi kini 5%. Hal ini menjadi penurunan paling agresif yang dilakukan BI sejak 2016.
Alasan BI menurunkan suku bunga acuan hingga empat kali beruntun adalah untuk memberikan stimulus terhadap pertumbuhan ekonomi.
BI ingin meningkatkan permintaan domestik sejalan dengan upaya memulihkan pasokan likudiitas untuk menggairahkan kegiatan ekonomi.
Bank Sentral memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di bawah titik tengah rentang sasaran 5,0%-5,4% secara tahunan (year on year/yoy).

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Menimbang sistem pemilu proporsional terbuka, tertutup, atau campuran
Kamis, 30 Mar 2023 06:19 WIB
Menimbang bunga KUR 0% demi keberlanjutan UMKM
Rabu, 29 Mar 2023 15:00 WIB