sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BNI targetkan kantongi laba bersih Rp9 triliun di 2021

Pertumbuhan laba bersih ditargetkan didorong oleh pertumbuhan kredit, bertambahnya margin bunga bersih, dan penurunan pencadangan.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 01 Mar 2021 17:10 WIB
BNI targetkan kantongi laba bersih Rp9 triliun di 2021

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) optimistis laba bersih perseroan bisa tumbuh tiga kali lipat pada 2021, dari Rp3,2 triliun di 2020, menjadi Rp9,8 triliun tahun ini.

Head of Investor Relation BNI Yohan Setio mengatakan, ada tiga komponen utama yang mampu mendorong pertumbuhan laba bersih BNI tahun ini. 

"Pertama, sumbernya dari sisi pertumbuhan kredit. Tahun lalu pertumbuhan kredit kami hanya 5,6%, tahun ini kami harapkan tumbuh 6% sampai 9%," kata Yohan dalam paparannya secara virtual di Know Your Company Mandiri Sekuritas, Senin (1/3).

Menurut Yohan, pertumbuhan kredit ini bisa terakselerasi karena program vaksinasi Covid-19 sudah mulai berjalan. Faktor pendorong lainnya adalah pemerintah mulai menerapkan aturan turunan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, adanya Sovereign Wealth Fund (SWF), dan pemerintah yang agresif memberikan stimulus ekonomi.

Dengan upaya tersebut, Yohan meyakini pertumbuhan ekonomi bisa lebih baik dibandingkan tahun lalu, yang pada akhirnya akan mengakselerasi pertumbuhan kredit.

Komponen pendorong laba bersih perseroan lainnya, menurut Yohan adalah bertambahnya margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang bisa diperoleh bank berkode saham BBNI ini. Oleh para analis, NIM BNI yang tahun lalu hanya 4,5%, diperkirakan akan membaik menjadi 4,6% hingga 4,8% tahun ini.

"Bukan berarti kami menaikkan suku bunga kredit. Sumber peningkatan dari margin ini adalah biaya dana," ujar dia.

Komponen pertumbuhan berikutnya berasal dari biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) perseroan yang diperkirakan menurun. Menurut Yohan, dengan membaiknya perekonomian, CKPN BNI diperkirakan akan turun Rp3 triliun hingga Rp4 triliun tahun ini.

Sponsored

Seperti diketahui, perseroan menambah pencadangan atau coverage ratio mereka pada 2020, sehingga berada pada level 182,4%. Pencadangan ini lebih besar dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 133,5%.

"Penghematan CKPN ini langsung turun ke profit kami karena perbaikan ekonomi membuat kami tidak harus berjaga-jaga sebesar tahun sebelumnya," tuturnya. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid