sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Emisi obligasi 2020 diprediksi naik 34% capai Rp175 triliun

Setelah selesai tahun pemilu, penerbitan obligasi korporasi diprediksi melonjak 34,61% hingga Rp175 triliun pada 2020.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 16 Okt 2019 17:54 WIB
Emisi obligasi 2020 diprediksi naik 34% capai Rp175 triliun

Setelah selesai tahun pemilu, penerbitan obligasi korporasi diprediksi melonjak 34,61% hingga Rp175 triliun pada 2020.

Pemeringkat Harga Efek Indonesia (PHEI) memperkirakan penerbitan obligasi korporasi akan mencapai Rp155 triliun hingga Rp175 triliun pada 2020. Nilai perkiraan tersebut meningkat dari proyeksi akhir tahun ini Rp130 triliun.

Direktur PHEI Wahyu Trenggono mengatakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) maupun obligasi korporasi masih akan tetap menarik di tahun 2020. Perkiraan tersebut mengacu pada kondisi makro perekonomian Indonesia, faktor global, dan kondisi masing-masing perusahaan.

"Investor asing melihat pasar obligasi Indonesia masih atraktif. Sebab dari Januari 2019 hingga saat ini, pasar kita jauh lebih kondusif," kata Wahyu di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (16/10).

Wahyu melanjutkan, proyeksi penerbitan obligasi tersebut mengacu pada data historikal penerbitan surat utang korporasi Indonesia lima tahun ke belakang. Kondisi tahun ini tak jauh berbeda dengan 2014, ketika Indonesia menggelar pemilu.

Pada tahun pemilu, investor akan lebih berhati-hati untuk melakukan investasi di obligasi. Sehingga, penerbitan obligasi tak begitu semarak. Namun, lanjut Wahyu, setelah situasi kondusif, penerbitan obligasi akan naik dua kali lipat.

"Tahun 2015 setelah pemilu, penerbitan obligasi naik menjadi Rp62,75 triliun, dari Rp47,57 triliun di tahun 2014," ujar Wahyu. Jika dihitung, kenaikan mencapai 31,91% year-on-year (yoy).

Wahyu melihat, dengan dinaikkannya peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat seperti Standard & Poor's (S&P), membuat investor asing tertarik masuk ke pasar obligasi Indonesia.

Sponsored

"S&P menaikkan peringkat kita karena pertumbuhan ekonomi relatif stabil. Selain itu, di tengah tekanan global, indikator perekonomian kita masih sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah," tutur Wahyu.

Hingga akhir tahun ini, PHEI memperkirakan akan ada penerbitan obligasi korporasi hingga Rp130 triliun. Penerbitan obligasi korporasi sejak awal tahun hingga hari ini (year-to-date/ytd) sudah mencapai Rp90,28 triliun.

Posisi peringkat utang terbaru Indonesia antara lain:

1. Fitch dengan peringkat BBB dan proyeksi (outlook) stabil
2. Moody's dengan peringkat Baa2 dan proyeksi stabil
3. S&P dengan peringkat BBB dan proyeksi stabil
4. Japan Credit Rating Agency dengan peringkat BBB dan proyeksi positif
5. Rating & Investment dengan peringkat BBB dan proyeksi stabil

Berita Lainnya
×
tekid