sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Emiten properti PPRO terbitkan obligasi Rp2 triliun

Anak usaha BUMN konstruksi PT PP Properti Tbk. (PPRO) menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun untuk refinancing dan ekspansi bisnis.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Rabu, 30 Mei 2018 01:20 WIB
Emiten properti PPRO terbitkan obligasi Rp2 triliun

Anak usaha BUMN konstruksi PT PP Properti Tbk. (PPRO) menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun untuk refinancing dan ekspansi bisnis.

Direktur Utama PP Properti Taufik Hidayat mengatakan penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahap pertama yang akan dirilis senilai Rp1 triliun.

"Dana hasil obligasi akan digunakan untuk investasi, refinancing utang, dan sebagai modal kerja," ujarnya, Senin (28/5).

Emiten properti bersandi saham PPRO tersebut menawarkan dua seri obligasi. Di antaranya, seri A dengan tenor 3 tahun berkupon 9%, dan seri B bertenor 5 tahun berbunga 9,25%.

Perseroan akan menggunakan dana hasil emisi obligasi sebesar 45% untuk pembayaran sebagian cicilan investasi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun lalu kami banyak sekali belanja lahan, dan pembayaran lahan itu tidak kita lakukan sekaligus, tapi dicicil secara bertahap. Sebagian besar dari obligasi ini untuk melunasi pembelian lahan itu," tuturnya.

Kemudian, sebanyak 15% dana hasil emisi akan digunakan untuk mendukung investasi, terutama menggenjot proyek yang mendatangkan pendapatan berulang alias recurring income. Proyek yang akan digenjot di antaranya, pembangunan hotel Kaza City Surabaya, Lombok, mal di Grand Sungkono Lagoon, dan mal Grand Dharmahusada Lagoon.

Selanjutnya, dana hasil obligasi senilai 25% akan digunakan untuk modal kerja. Sisanya, sebesar 15% uang yang diraup dari emisi obligasi akan digunakan untuk pembayaran kembali pinjaman jatuh tempo (refinancing).

Sponsored

PPRO tercatat memiliki utang jatuh tempo tahun ini sekitar Rp180 miliar. Terdiri dari pinjaman perbankan Rp80 miliar dan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp100 miliar.

Anak usaha PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) itu, menjadwalkan masa penawaran emisi obligasi pada 28 Mei-7 Juni 2018. Sedangkan, obligasi ini mendapatkan peringkat BBB+ (Idn) dari Fitch Ratings Indonesia.

Untuk aksi korporasi ini, PPRO menunjuk empat penjamin pelaksanaan emisi, yakni PT Danareksa Sekuritas, PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesa, PT Indo Premier Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas lndonesia Tbk., dan wali amanat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Belanja modal

Sementara itu, Taufik menuturkan pada tahun ini perseroan tidak banyak menyediakan belanja modal (capital expenditure/capex). Manajemen PPRO tidak memiliki rencana untuk menambah lahan lantaran ekspansi sudah dilakukan tahun lalu. 

Hingga saat ini, PPRO telah memiliki landbank seluas 297 Hektare yang terletak di berbagai lokasi strategis. "Tahun ini ada tahun panen buat kami. Kami fokus mengembangkan lahan yang sudah ada," kata Taufik.

Dia menambahkan, tahun ini perseroan bakal mengandalakan penjualan borongan (bulk selling). Hingga saat ini, emiten properti tersebut sudah mengantongi penjualan bulk sebesar Rp2,1 triliun. 

Pendapatan bulk itu berasal dari tiga menara hunian di proyek berbeda yang dijual kepada satu investor strategis yaitu PT Arvada Investama, perusahaan asing yang bergerak di bidang pengelolaan properti. Adapun ketiga proyek itu adalah Grand Shamaya tower 2, Grand Dharmahusada tower 2 dan Grand Sungkono tower 4.

Saat ini, PP Properti tengah melakukan penjajakan penjualan borongan dengan empat investor di empat proyek yang berbeda. Pertama, satu tower apartemen di kawasan Bandara Kertajati dengan salah satu maskapai. Kedua, pembangunan perumahan untuk karyawan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk., di Tangerang Selatan senilai Rp150 miliar.

Kemudian ketiga, penjualan apartemen Begawan Tower 2 senilai Rp250 miliar kepada PT Dipa Karya Sejahtera. Terakhir, penjualan proyek Ma-Zhoi tower 1 di Margonda senilai Rp250 miliar kepada PT Samander Bisnis Nusantara (SBN).

"Untuk kerjasama dengan Antam akan kami tandatangani awal bulan Juni, sedangkan untuk penjualan bulk sales di Margonda kemungkinan akan tandatangan pada kuartal IV 2018," jelasnya.

Berita Lainnya
×
tekid