sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Presiden Jokowi: Indonesia masih tertinggal dalam menangkap peluang ekspor

Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar kopi yang ke-8 di dunia. Padahal merupakan produsen kopi nomor 4 dunia.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 04 Des 2020 15:37 WIB
Presiden Jokowi: Indonesia masih tertinggal dalam menangkap peluang ekspor

Presiden Joko Widodo menyampaikan salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional, adalah dengan meningkatkan ekspor. Presiden melihat potensi ekspor Indonesia masih sangat besar dari sisi keragaman produk komoditi, kreativitas dan kualitas, volume dan tujuan negara ekspor. 

Presiden sendiri mengaku senang melihat nilai ekspor Indonesia periode Januari sampai Oktober 2020 surplus US$17,07 miliar. Namun, Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain dalam menangkap peluang ekspor.

"Saya ambil contoh dalam ekspor kopi. Pada 2019 Indonesia merupakan produsen kopi terbesar nomor 4 di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Namun, Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar kopi yang ke-8 di dunia. Kalah dengan Brazil, Swiss, Jerman, Kolombia, bahkan oleh Vietnam," kata Presiden Jokowi, Jumat (4/7).

Potret kinerja ekspor kopi Indonesia, masih tertinggal dengan Vietnam yang pada 2019 mencapai US$2,22 miliar, dibanding kinerja ekspor kopi Indonesia pada 2019 yang berada di angka US$883,12 juta. 

Begitu pula dengan komoditi ekspor yang lain, tutur Jokowi, juga masih tertinggal. Presiden melihat Indonesia menjadi produsen garmen terbesar kedelapan di dunia, tetapi kenyataannya Indonesia menjadi eksportir garmen ke-22 terbesar dunia. 

Selanjutnya di komoditas kayu, Indonesia menjadi produsen kayu ringan terbesar di dunia, termasuk jenis kayu sengon dan jabon. Akan tetapi, Indonesia menjadi eksportir home decor ke-19 terbesar di dunia. 

"Bahkan kita kalah dengan Vietnam dan hanya di peringkat ke-21 terbesar dunia dalam ekspor produk furniture. Ekspornya juga masih di peringkat ke-13 dunia. Inilah fakta-fakta yang harus saya sampaikan," ujar Jokowi. 

Namun, Jokowi melihat ketertinggalan tidak harus membuat Indonesia menjadi pesimis. Menurutnya, tidak ada jalan bagi Indonesia selain melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembenahan. Selain itu, diperlukan reformasi besar-besaran pada ekosistem berusaha bagi eksportir. 

Sponsored

"Satu per satu persoalan yang menghambat kinerja ekspor kita cermati, kita carikan solusinya. Regulasi yang rumit, Saya sudah sampaikan bolak-balik segera kita sederhanakan. Prosedur birokrasi yang menghambat juga saya sampaikan berkali-kali segera dipangkas," ucap Presiden Jokowi. 

Presiden juga mengingatkan jajarannya untuk melakukan percepatan negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif CEPA, terutama dengan negara-negara yang potensial yang menjadi pasar produk-produk ekspor Indonesia. Jokowi juga meminta berbagai perjanjian perdagangan yang sudah ada segera dioptimalkan, sambil terus mencari pasar pasar baru di negara nontradisional agar pasar ekspor semakin luas. 

Berita Lainnya
×
tekid