Jokowi ungkap ekspor Indonesia dikuasai pengusaha besar
Presiden Jokowi mengungkapkan ekspor usaha besar berkontribusi sebesar 85,6%.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan ekspor Indonesia saat ini masih didominasi oleh pelaku usaha besar, sedangkan ekspor oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) masih sangat kecil.
"Saya bicara apa adanya, kontribusi dalam ekspor masih didominasi oleh usaha-usaha besar," kata Presiden Jokowi ketika membuka UMKM Export Brilianpreneur 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (20/12).
Jokowi mengungkapkan ekspor usaha besar berkontribusi sebesar 85,6% dari keseluruhan ekspor dan sisanya merupakan porsi UMKM. Meski demikian, Jokowi meyakinkan para pelaku UMKM untuk tidak berkecil hati.
"Saya optimistis nanti (porsinya) akan terbalik," katanya.
Jokowi yakin dengan berbagai upaya termasuk pembiayaan dari perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., produk UMKM akan membanjiri pasar ekspor.
"Melihat produk yang dipamerkan, saya optimistis tidak lama lagi barang ini akan membanjiri pasar ekspor kalau kita konsolidasikan pasar dengan baik dan standar produk juga dibangun dengan baik. Sehingga betul-betul kita mampu bersaing dengan negara lain," kata Jokowi.
Sementara itu, Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan UMKM Export Brilianpreneur 2019 yang berlangsung 20-22 Desember ditujukan untuk mendorong UMKM naik kelas dan mampu menembus pasar ekspor atau global.
Kegiatan ini diikuti 155 pelaku UMKM binaan BRI dari berbagai bidang usaha seperti fesyen, kerajinan, industri, makanan, dan minuman.
"Ada sejumlah kegiatan di dalamnya termasuk coaching clinic untuk UMKM, pengarahan dalam pengepakan, UMKM Award, barista competition, business matching UMKM dengan calon pembeli," kata Sunarso.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Indonesia pada November 2019 mencapai US$14,01 miliar. Ekspor paling besar disumbang oleh sektor industri berat yakni pengolahan atau manufaktur senilai US$10,58 miliar, disusul pertambangan dan lainnya US$1,99 miliar, serta minyak dan gas US$1,11 miliar. (Ant)

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Benarkah thrifting mengancam bisnis lokal?
Senin, 20 Mar 2023 18:55 WIB
Penguatan LHKPN dan RUU PA: Efektif jerat pejabat korup?
Sabtu, 18 Mar 2023 14:52 WIB