sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pasar modal diproyeksi kokoh di tahun politik

Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden pada tahun ini tidak akan mengganggu IHSG.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Jumat, 01 Feb 2019 04:24 WIB
Pasar modal diproyeksi kokoh di tahun politik

Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden pada tahun ini tidak akan mengganggu pasar modal.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan pesta demokrasi tidak akan menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebab, fundamental pasar modal dan ekonomi masih terlihat positif.

"Investor seharusnya jangan worry dengan election pada tahun ini, karena fundamental pasar modal kita maupun perekonomian kita masih baik dan kuat," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (31/1). 

Menurutnya, capaian pasar modal pada tahun lalu, bisa menjadi modal bursa menatap tahun ini. Sekadar mengingatkan, pada tahun lalu jumlah investor pasar modal tumbuh sebesar 35% menjadi 1,6 juta single investor identification (SID). 

"Performance bursa pada tahun lalu sangat baik dengan kenaikan yang IHSG tertinggi di Asean pada tahun lalu. Ini menjadi modal bursa untuk menjalani tahun ini sebagai tahun pemilu," jelasnya.

Menurutnya, para pelaku usaha pun  mempercayai keberadaan bursa sebagai wadah penggalangan dana dalam upaya mendorong ekspansi bisnis. "Sepanjang 2018 ada 57 perusahaan yang IPO. Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak 1992," tegas Nyoman.

Lebih lanjut, kata dia, pada pelaksanaan Pemilu 2004, 2009 dan 2014, kegiatan politik terbukti tidak menekan IHSG. Sehingga, secara historis pergerakan IHSG pada tahun-tanun pemilu tidak terpengaruh dengan dinamika politik yang berkembang.

"IHSG memang pernah mengalami tren penurunan, tetapi bukan karena pelaksanaan pemilu. Memang ada beberapa momentum penurunan IHSG, tetapi semua itu lebih dipengaruhi oleh kondisi eksternal," ujar Nyoman.

Sponsored

Dia menyebutkan, momentum penurunan IHSG tersebut lebih dipicu oleh kondisi global terkait kasus subprime mortgage, kebijakan suku bunga Federal Reserve AS dan pada 2015 terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi China.

"Jadi, investor jangan khawatirkan pelaksanaan pemilu, karena fundamental ekonomi kita memang masih baik. IHSG di sepanjang tahun politik akan tetap baik, asalkan tidak ada gejolak pada stabilitas keamanan," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid