Pengrajin pernak pernik lebaran kewalahan penuhi pesanan

Perajin pernak-pernik bernuansa Ramadan dan Lebaran di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Bahrul Ulum kebanjiran pesanan khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri. Seminggu sebelum lebaran, pengrajin di Bali mengaku kewalahan memenuhi pesanan. 

Bahrul Ulum, pengrajin pernak pernik di Kuta mengatakan, kerajinan pernak-pernik yang banyak dipesan antara lain: replika bedug, lampion berbentuk kubah masjid, hiasan dekorasi dinding dan hiasan ketupat berbagai ukuran. Agar pembeli tertarik untuk memborong, Bahrul mengaku memperbaharui model-modelnya setiap tahun. 

"Seperti lampion yang saya produksi tahun lalu dengan tahun ini beda bahan dan modelnya. Kalau tidak seperti itu konsumen memilih memakai pernik yang dibeli tahun lalu," kata Bahrul seperti dikutip Antara.

Ia mengaku pesanan pernak-pernik lebaran tersebut sebagian besar berasal dari hotel, bank dan pusat perbelanjaan di wilayah Badung, Denpasar dan sekitarnya. Pernak pernik untuk hotel, kata Bahrul untuk dekorasi yang bisa menarik wisatawan mancanegara untuk foto-foto. 

Tidak hanya mendapat pesanan dari Bali, pun juga dari Pulau Jawa dan Lombok. Sayangnya, Bahrul fokus mengerjakan pesanan dari Bali saja karena keterbatasan tenaga dan waktu. 

Pernak-pernik yang diproduksi dengan harga bervariasi. Hiasan ketupat dijual dengan harga Rp 50.000, lampion ukuran paling kecil dijual sekitar Rp 250.000, sedangkan bedug dijual mulai dari harga Rp 750.000 hingga Rp 1,4 juta tergantung ukuran.

"Alhamdulillah selama bulan Ramadhan hingga lebaran keuntungan yang saya dapat dari memproduksi pernak-pernik ini bisa mencapai puluhan juta rupiah," kata Bahrul yang juga memproduksi pernak-pernik bertema hari besar lain seperti Natal dan Imlek.