sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Labuan Bajo akan menjadi destinasi wisata premium

Labuan Bajo jangan sampai hancur dengan padatnya wisatawan yang berkunjung. Maka, wisatawan yang datang mesti dibatasi.

Mona Tobing
Mona Tobing Jumat, 15 Nov 2019 14:08 WIB
Labuan Bajo akan menjadi destinasi wisata premium

Lalu pengalaman apa yang bisa kita dapatkan saat berlibur ke Labuan Bajo dengan biaya yang besar? 

Tidak berlebihan untuk menyebutnya sebagai pengalaman yang mengesankan. Selain kita dapat melihat Komodo secara dekat, berbagai pengalaman baru akan kita dapatkan dengan berkunjung ke sini. 

Wisata petualangan memang menjadi khas di Labuan Bajo, yang mungkin tidak kita dapatkan dari wisata selain di tempat ini. Saat berkegiatan di alam, kita akan dimanjakan dengan keanekaragaman hayati dan pemandangan alam yang indah. 

Empat kegiatan yang bisa kita lakukan di alam Labuan Bajo: sailing, diving, snorkling, dan trekking. Adapun lokasinya yakni: Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Komodo Diving Sites, Pulau Kanawa, Pantai Waecicu, Pantai Batu Biru, Pantai Koka, Maumere Diving Sites, dan Pantai Weri.  

Berkat promosi Labuan Bajo dan sekitarnya dari media sosial, tidak bisa dipungkiri jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya selalu bertambah. 

Sejak Labuan Bajo booming pada tahun 2015, kunjungan wisatawan setiap tahunnya selalu meningkat. Data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat menunjukkan pada tahun 2015 jumlah wisatawan mencapai 61.257 orang. 

Lalu pada tahun 2016 naik menjadi 83.712 orang, tahun 2017 sebesar 111.749 orang, dan tahun 2018 mencapai 163.054 orang. Tahun ini, diperkirakan jumlah wisatawan bisa mencapai 550.000 orang. 

Demi menjaga kelestarian seluruh potensi wisata di Labuan Bajo tersebut, rencananya jumlah wisatawan akan diatur mengunjungi Labuan Bajo. Misalnya dengan memberlakukan pembelian tiket wisata secara booking online

Sponsored

"Kami tidak ingin destinasi di NTT yang lestari karena dipublikasikan secara besar-besaran, kemudian hancur hanya karena ramainya wisatawan datang ke Labuan Bajo Flores," kata Shana. 

Pembatasan wisatawan yang diberlakukan di Labuan Bajo dinilai merugikan bagi pengunjung.

Rian, wisatawan asal Jakarta yang datang ke Pulau Komodo mengatakan, apabila Labuan Bajo dijadikan tempat wisata eksklusif, akan menyulitkan bagi backpacker seperti dirinya. 

"Justru akan membuat semua di Labuan Bajo serba mahal. Sebab jika ingin menyeberang saja, kapal harus penuh, kalau dibatasi tentu backpacker seperti saya tentu tidak terlayani," kata Rian kepada Alinea.id.

Rian bilang, akibatnya turis lokal yang ingin datang berwisata ke Labuan Bajo, justru akan memilih ke luar negeri dengan biaya akomodasi lebih murah dibandingkan berwisata ke dalam negeri. Apalagi kata Rian, harga akomodasi seperti: penginapan dan makanan di Labuan Bajo disebutnya tidak murah. 

Sementara itu, wisatawan dari Belanda, Hobert yang ditemui Alinea.id saat melakukan trekking di Pulau Padar punya pandangan lain. Apabila Labuan Bajo ditetapkan sebagai kawasan eksklusif, justru akan mengundang wisatawan dari luar negeri seperti dirinya. 

"Kami datang karena memang tahu kalau Pulau Komodo itu tidak seramai tempat wisata lain di Indonesia seperti Bali. Terpencil dan langka, begitu kesan kami. Jadi kami memang penasaran," kata Hobert yang mengaku terkesan dengan wisata di Pulau Komodo dan berkunjung bersama teman-teman senegaranya. 

Penanganan yang eksklusif menurutnya juga wajar apabila diterapkan dengan adanya Komodo sebagai satwa yang harus dilindungi. Apalagi, lokasi Taman Nasional Pulau Komodo jaraknya tidak jauh dengan pemukiman warga. 

Sehingga, demi menjaga habitat asli tetap terpelihara, maka perlu penanganan yang eksklusif seperti dengan membatasi jumlah wisatawan yang berkunjung. 

 

Berita Lainnya
×
tekid