sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kasus Covid-19 meningkat, Myanmar beli vaksin Rusia dan China

Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi gelombang baru infeksi Covid-19 di dalam negeri.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 01 Jul 2021 13:33 WIB
Kasus Covid-19 meningkat, Myanmar beli vaksin Rusia dan China

Kepala junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, menyatakan bahwa pihaknya sedang bernegosiasi untuk membeli tujuh juta dosis vaksin Covid-19 Sputnik produksi Rusia.

Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi gelombang baru infeksi Covid-19 di dalam negeri.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia RIA, Min Aung Hlaing mengatakan bahwa setelah awalnya berencana untuk membeli dua juta dosis, Myanmar sekarang ingin membeli tujuh juta.

"Kami telah melakukan negosiasi untuk membeli lebih banyak dosis vaksin dari Rusia," kata dia.

Dia tidak mengatakan apakah itu vaksin Sputnik V atau vaksin Sputnik Light single-shot.

Min Aung Hlaing, yang baru saja kembali dari kunjungan ke Rusia, menuturkan bahwa India yang awalnya memasok sebagian besar vaksin Myanmar, tidak dapat memberikan lebih banyak dosis karena sedang menangani situasi pandemik di negaranya sendiri.

"China juga telah mengirimkan beberapa vaksin dan kami juga telah menggunakannya. Kami juga akan melanjutkan negosiasi dengan China," sambungnya.

Menurut data Kementerian Kesehatan Myanmar, negara itu telah mencatat 155.697 kasus infeksi Covid-19, termasuk 3.320 kematian sejak awal pandemik.

Sponsored

Namun, infeksi dilaporkan telah melonjak pada bulan ini, meningkatkan kekhawatiran akan gelombang yang jauh lebih besar. Banyak dari infeksi baru telah dilaporkan dari dekat perbatasan dengan India.

Sejumlah ahli kesehatan menilai, tingkat infeksi sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi mengingat kegagalan pengujian Covid-19 sejak kudeta militer pada 1 Februari.

Petugas kesehatan bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil untuk memprotes penggulingan penguasa terpilih, Aung San Suu Kyi, yang pemerintahannya berhasil mengendalikan dua gelombang infeksi.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid