sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Era baru di Semenanjung Korea

Perkembangan positif di Semenanjung Korea menjadi salah satu sorotan utama sepanjang tahun 2018.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 27 Des 2018 17:53 WIB
Era baru di Semenanjung Korea

Tahun 2018 menjadi titik balik dalam hubungan Korea Utara dan Korea Selatan. Ketegangan yang semula dikhawatirkan meletus jadi perang baru, mereda setelah Kim Jong-un dan Moon Jae-in berjabat tangan di Daerah Keamanan Bersama atau Joint Security Area pada 27 April 2018.

Sepanjang sejarah, itu merupakan kali ketiga pemimpin dua Korea bertemu, namun jadi yang pertama dalam kurun 11 tahun terakhir.

Ada tiga hal yang menjadi isu utama KTT tersebut, yakni denuklirisasi Semenanjung Korea, pemulihan hubungan bilateral, dan penyelesaian resmi Perang Korea yang hanya diakhiri lewat gencatan senjata pada 1953.

KTT pada April itu menghasilkan Deklarasi Panmunjom, di mana terdapat tiga poin di dalamnya. Pertama, mempromosikan kesejahteraan bersama dan unifikasi dua Korea melalui peningkatan dan pengembangan dramatis relasi antara Pyongyang dan Seoul.

Kedua, menghapus ketegangan militer dan risiko perang secara substansial. Ketiga, Korea Selatan dan Korea Utara akan secara aktif bekerja sama untuk membentuk rezim perdamaian permanen dan solid di Semenanjung Korea.

Suksesnya KTT tersebut mengembuskan angin segar, menuai reaksi positif di penjuru bumi.

Melanjutkan keberhasilan tersebut, Kim Jong-un dan Moon Jae-in kembali bertemu pada Mei. Kali ini, KTT didominasi oleh pembahasan seputar rencana pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump pada Juni.

Dalam KTT kedua mereka, Kim Jong-un dan Moon Jae-in kembali menegaskan komitmen denuklirisasi Semenanjung Korea, sesuai dengan Deklarasi Panmunjom.

Sponsored

Pada 12 Juni, tibalah pada saat yang mungkin paling dinanti dunia, yakni tatap muka Kim Jong-un dan Trump. Keduanya, sepakat untuk menggelar KTT di Capella Hotel, Pulau Sentosa, Singapura.

Selaku tuan rumah, Singapura melakukan persiapan yang tidak main-main. Menurut Perdana Menteri Lee Hsien Loong, pihaknya harus merogoh kocek sekitar US$15 juta untuk menyelenggarakan pertemuan dua sosok kontroversial tersebut.

KTT AS-Korea Utara menghasilkan pernyataan bersama yang memuat empat poin. Pertama, Washington dan Pyongyang berkomitmen untuk membangun hubungan baru yang didasari atas kemauan rakyat kedua negara atas perdamaian dan kesejahteraan.

Kedua, AS dan Korea Utara akan bekerja sama untuk mewujudkan perdamaian yang langgeng dan stabil di Semenanjung Korea. Ketiga, menegaskan kembali Deklarasi Panmunjom yang disepakati pada 27 April, di mana Korea Utara berkomitmen untuk bekerja menuju denuklirisasi penuh Semenanjung Korea.

Keempat, AS dan Korea Utara berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan tahanan perang dan jenazah tentara yang hilang, termasuk repatriasi segera jasad yang sudah teridentifikasi.

Meski demikian, Korea Utara dan AS dikabarkan masih berbeda pendapat soal prosedur denuklirisasi yang akan ditempuh. Hingga kini, detailnya masih belum jelas. 

Mencairnya hubungan Korea Utara dan Korea Selatan dapat dilihat dari KTT ketiga yang berlangsung di Pyongyang pada 18-20 September. Saat mendarat, Moon Jae-in dan istri disambut langsung oleh pasangan Kim Jong-un dan Ri Sol-ju.

KTT ketiga Korea Utara-Korea Selatan menghasilkan Pyongyang Joint Declaration yang berisi enam poin. Pertama, kedua belah pihak sepakat untuk memperluas penghentian permusuhan militer di daerah-daerah konfrontasi seperti DMZ ke dalam penghapusan substansial dari bahaya perang di seluruh Semenanjung Korea.

Kedua, Korea Utara-Korea Selatan sepakat untuk melakukan langkah-langkah substansial untuk memajukan pertukaran dan kerja sama berlandaskan semangat saling menguntungkan dan kemakmuran bersama serta mengembangkan ekonomi secara seimbang.

Ketiga, kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat kerja sama kemanusiaan untuk secara mendasar menyelesaikan persoalan keluarga yang terpisah. Keempat, Pyongyang dan Seoul setuju untuk secara aktif mempromosikan pertukaran dan kerja sama di berbagai bidang untuk meningkatkan suasana rekonsiliasi dan persatuan serta menunjukkan semangat  kedua negara baik secara internal mau pun eksternal.

Kelima, Korea Utara dan Korea Selatan berbagi pandangan bahwa Semenanjung Korea harus diubah menjadi tanah yang bebas dari senjata dan ancaman nuklir, dan bahwa kemajuan besar menuju tujuan ini harus dilakukan dengan cepat. Keenam, Kim Jong-un menyambut baik undangan Moon Jae-in untuk mengunjungi Seoul.

Waktu pasti kunjungan Kim Jong-un ke Korea Selatan belum diumumkan.

Sementara itu, AS dan Korea Utara dikabarkan akan segera menggelar KTT kedua. Trump telah mengatakan bahwa pertemuannya dengan Kim Jong-un kemungkinan akan berlangsung pada Januari atau Februari 2019.

"Kami memiliki hubungan yang baik dengan Kim," ujar Trump kepada wartawan di Air Force One selama perjalanan pulang dari KTT G-20 Argentina.

Trump mengatakan terdapat tiga opsi lokasi pertemuan berikutnya, namun dia enggan memberi rincian.

Melalui Twitternya pada Senin (24/12), Trump mentwit foto yang menyinggung soal KTT keduanya dengan Kim Jong-un. Dia menulis, "Pengarahan pada Malam Natal bersama tim yang menangani soal Korea Utara - Kemajuan tengah diupayakan. Tidak sabar menghadiri KTT berikutnya dengan Ketua Kim!."

Berita Lainnya
×
tekid