sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hampir 450 orang terluka dalam demo di Lebanon

Para demonstran memprotes para politikus yang memimpin negara itu, mencap mereka tidak layak, korup, dan tidak bertanggung jawab.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 20 Jan 2020 13:39 WIB
Hampir 450 orang terluka dalam demo di Lebanon

Palang Merah Lebanon menyebutkan bahwa 70 orang terluka dalam bentrokan baru antara pengunjuk rasa dan polisi di Beirut, Lebanon, pada Minggu (19/1). Jumlah terbaru itu membuat korban luka dari protes yang telah berjalan sejak Sabtu (18/1) menjadi hampir 450 orang.

Dalam unjuk rasa pada Sabtu, setidaknya 377 orang terluka, baik pengunjuk rasa maupun anggota pasukan keamanan. 

Seorang fotografer AFP yang berada di tempat kejadian melaporkan bahwa pada Minggu, pasukan keamanan menembakkan peluru karet ke arah pemrotes yang melempar batu.

Demonstrasi yang mengguncang Lebanon sejak 17 Oktober dipicu oleh amarah pengunjuk rasa terhadap para politikus yang mereka pandang tidak layak, korup, dan tidak bertanggung jawab mengatasi krisis ekonomi nasional yang semakin parah.

Bank Dunia telah memperingatkan bahwa tingkat kemiskinan di Lebanon dapat meningkat dari sepertiga hingga setengah dari populasi jika krisis ekonomi tidak segera ditangani.

Mazen, pedemo berusia 34 tahun, mengungkapkan bahwa dia dan mayoritas rakyat Lebanon muak dengan para politikus.

"Mereka membuktikan kepada kita bahwa mereka tidak mendengarkan kita dan tidak memiliki solusi baru," ujar dia.

Pada Minggu, stasiun televisi lokal menyiarkan kesaksian kerabat dari dua pengunjuk rasa yang mengaku terkena tembakan peluru karet di mata.

Sponsored

Kelompok HAM, Human Rights Watch (HRW), mengutuk apa yang mereka sebut sebagai penggunaan kekuatan brutal polisi antihuru-hara terhadap pemrotes yang sebagian besar berdemonstrasi dengan damai.

"Polisi antihuru-hara mengabaikan kewajiban hak asasi manusia dengan melempar tabung gas air mata ke kepala pedemo dan menembakkan peluru karet ke arah mata mereka," kata Wakil Direktur HRW di Timur Tengah Michael Page.

Page menyebut bahwa pihak berwenang harus bertindak cepat untuk mengakhiri penyalahgunaan kekuatan polisi.

Bentrokan pada Sabtu dimulai setelah belasan pengunjuk rasa melemparkan batu dan pot tanaman ke arah pasukan keamanan. Pasukan keamanan kemudian merespons dengan menembakkan meriam air dan melepaskan gas air mata.

NNA melaporkan, sekitar 30 orang sempat ditahan setelah unjuk rasa pada Sabtu.

Saad Hariri, yang mundur sebagai perdana menteri pada 29 Oktober, mendesak partai-partai politik untuk berhenti membuang waktu.

"Segera bentuk pemerintahan baru dan buka jalan menuju solusi politik dan ekonomi," kata dia.

Faksi-faksi politik pada Desember menunjuk mantan Menteri Pendidikan Hassan Diab sebagai perdana menteri baru. Namun, para politikus belum juga menyepakati pemerintahan baru atau rencana untuk menyelamatkan situasi ekonomi.

Pada Minggu malam, Diab bertemu dengan Presiden Michel Aoun untuk membahas pembentukan pemerintahan baru.

Pengunjuk rasa meminta pemerintah baru hanya terdiri atas para ahli independen dan mengecualikan semua partai politik yang sudah mapan. (Channel News Asia)

Berita Lainnya
×
tekid