sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Huawei tingkatkan upaya hukum lawan Amerika Serikat

Huawei menegaskan akan menempuh berbagai opsi untuk melawan AS.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 29 Mei 2019 15:31 WIB
Huawei tingkatkan upaya hukum lawan Amerika Serikat

Raksasa telekomunikasi China, Huawei, meningkatkan perlawanan hukum terhadap Amerika Serikat untuk membatalkan UU Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) yang melarang agen-agen federal AS membeli peralatan, layanan atau bekerja dengan pihak ketiga yang terkait Huawei.

Huawei mengajukan gugatan terhadap RUU AS pada Maret dan menyebutnya tidak konstitusional. Perusahaan itu juga menyatakan Kongres AS telah gagal memberikan bukti untuk mendukung pembatasan produk-produk Huawei.

Terkini, tepatnya pada Rabu (29/5), perusahaan yang berpusat di Shenzen, China, itu mengajukan mosi atas ringkasan penilaian untuk mengetahui keputusan pengadilan AS soal apakah kasus pelarangan ini pantas untuk diproses.

"Pemerintah AS tidak memberikan bukti untuk menunjukkan bahwa Huawei adalah ancaman keamanan. Mereka hanya berspekulasi," ungkap kepala legal officer Huawei Song Liuping.

Berbicara di markas Huawei, Song menambahkan bahwa politikus AS ingin menyingkirkan perusahaan itu. Menurut Song, kampanye AS melawan Huawei melanggar norma pasar dan akan membawa kerugian bagi konsumen AS serta 1,3 miliar pelanggan di seluruh dunia yang menurutnya bergantung pada produk dan layanan Huawei.

Huawei juga menghadapi sanksi yang lebih luas yang mencegah penggunaan peralatannya di AS. Teranyar, AS memasukkan Huawei dalam "daftar entitas", yang menutup akses perusahaan untuk mendapat komponen buatan AS yang penting bagi produk-produknya meski belakangan Washington memutuskan penangguhan 90 hari sejak kebijakan mereka diumumkan.

Huawei, pemasok peralatan jaringan telekomunikasi terbesar di dunia sekaligus pabrikan ponsel pintar nomor dua di dunia, berada di pusaran pertikaian AS-China. Kedua negara terlibat perang dagang yang semakin memburuk.

Alasan AS melarang Huawei adalah kekhawatiran bahwa sistem perusahaan itu dapat dimanipulasi oleh China untuk memata-matai negara lain serta mengganggu komunikasi-komunikasi penting. AS juga mendesak para sekutunya untuk menghindari keterlibatan Huawei di jaringan 5G mereka.

Sponsored

Media pemerintah China pada Rabu menyebutkan bahwa Beijing dapat melawan AS dengan memangkas ekspor logam tanah jarang atau rare earth ke AS, menutup akses perusahaan-perusahaan AS ke bahan baku utama untuk membuat ragam produk, mulai dari telepon pintar hingga televisi dan kamera.

Telah bersiap sejak lama

Song menepis peringatan pengamat industri bahwa larangan pembelian komponen buatan AS dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Dia mengatakan bahwa Huawei selama bertahun-tahun telah mempersiapkan "ekstremitas" tidak terduga di pasar.

Pendiri Huawei Ren Zhengfei baru-baru ini mengatakan bahwa persiapan itu termasuk penimbunan semikonduktor dan komponen asing lainnya menyusul potensi gangguan pasokan dari AS.

"Kami memiliki kemampuan untuk terus menyediakan produk-produk utama kami kepada pelanggan, termasuk penjualan dan layanan," kata Song. "Produk utama kami tidak akan terpengaruh tindakan ini."

Kebijakan AS yang serupa sebelumnya terhadap ZTE, hampir membuat perusahaan telekomunikasi China itu gulung tikar. Mereka akhirnya menerima denda besar-besaran dari AS untuk menyelesaikan situasi.

Ditanya apakah Huawei akan menempuh jalan yang sama seperti ZTE, Song tidak menyampingkannya. Dia mengatakan Huawei akan mengeksplorasi berbagai opsi yang terbuka, termasuk "tinjauan hukum dan banding".

"Adapun (apakah Huawei akan menerima) denda, pada akhirnya itu harus didasarkan pada fakta atau bukti. Kami tidak dapat menyamakan diri kami dengan perusahaan lain," katanya.

Huawei mengatakan persidangan tentang ringkasan penilaian telah ditetapkan pada 19 September.

Pertarungan proaktif perusahaan di pengadilan AS menandakan mereka bersedia menggunakan segala cara, termasuk pengadilan nasional, untuk mencegah pengucilan dari perlombaan ke pasar 5G, masa depan telekomunikasi berkecepatan tinggi. (AFP)

Berita Lainnya
×
tekid