sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ekonom: Indonesia mesti cermati gerak-gerik China dan Pilpres AS 2020

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksikan bahwa tahun depan pertumbuhan Indonesia bisa mencapai 4,8%.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 28 Nov 2019 16:52 WIB
Ekonom: Indonesia mesti cermati gerak-gerik China dan Pilpres AS 2020

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menekankan bahwa pemerintah Indonesia mesti memperhatikan gerak-gerik China terkait diplomasi ekonomi dan kebijakan geopolitik.

"Tentu langkah China tidak kalah penting dari Amerika Serikat. Indonesia perlu mengawasi apa yang akan Tiongkok lakukan pada 2020," kata Bhima dalam "Diplomatic Forum" di Gedung RRI, Jakarta, Kamis (28/11).

Walaupun akan ada turbulensi dalam situasi ekonomi global pada 2020, Bhima optimistis bahwa Indonesia tetap dapat mengupayakan pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat.

"Prediksi saya, tahun depan pertumbuhan Indonesia bisa mencapai 4,8%. Itu masih cukup kuat di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global," ungkap dia.

Agar pertumbuhan ekonomi nasional stabil, Bhima menyatakan bahwa Indonesia perlu melakukan diversifikasi dengan membidik pasar alternatif atau nontradisional.

Senada dengan Bhima, Direktur Fasilitas Promosi Regional Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan mengatakan bahwa pemerintah sedang melirik sejumlah pasar nontradisional seperti Australia, Belanda, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia hingga negara-negara Amerika Latin.

"Kita perlu meningkatkan upaya untuk memikat pasar nontradisional. Amerika Latin adalah pasar yang berpotensi di sektor pertambangan," ujar dia.

Menanggapi pernyataan Indra, Duta Besar Chile untuk Indonesia Gustavo Ayares menyebut bahwa Indonesia perlu membangun sebuah hub atau platform bisnis di Amerika Latin. Hal tersebut dilakukan demi memaksimalkan perluasan pasar Indonesia ke kawasan yang berpenduduk lebih dari 640 juta orang itu.

Sponsored

"Indonesia perlu menghubungkan Amerika Latin secara keseluruhan dengan menjalin kerja sama dengan dua blok perdagangan kawasan yakni Mercosur dan Aliansi Pasifik," jelas Dubes Ayares dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, Bhima menambahkan bahwa hasil Pilpres Amerika Serikat pada 2020 akan memengaruhi kondisi ekonomi dunia.

"Indonesia perlu berhati-hati terhadap Pilpres AS yang akan membawa konsekuensi terhadap kondisi ekonomi global," tutur Bhima.

Jika Donald Trump memenangkan Pilpres 2020, Bhima mengatakan, perang dagang Washington-Beijing kemungkinan besar akan berlanjut dan terus memperlambat laju pertumbuhan ekonomi dunia.

Namun, kalau Trump tidak terpilih, tetap ada konsekuensi lain yang akan berdampak pada situasi ekonomi.

"Politikus di AS menganut pandangan sayap kiri atau sayap kanan ekstrem. Jadi jika Trump tidak terpilih, presiden terpilih dari Partai Demokrat juga dapat memicu polarisasi ekonomi. Siapa pun pemenangnya, Pilpres AS tetap akan memiliki konsekuensi terhadap ekonomi global," imbuhnya.

Berita Lainnya
×
tekid