Kamboja bantah berikan China akses eksklusif ke pangkalan militernya
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Chhum Socheat mengatakan bahwa laporan tersebut dibuat-buat dan tidak berdasar.
Perdana Menteri Hun Sen membantah laporan Wall Street Journal yang menyebutkan bahwa Kamboja dan China mencapai kesepakatan rahasia yang memungkinkan Tiongkok mendapat akses ke pangkalan Angkatan Laut Kamboja di Teluk Thailand. The Journal mengutip pernyataan tersebut dari sejumlah pejabat Amerika Serikat dan sekutunya.
"Ini adalah berita terburuk yang pernah dibuat untuk melawan Kamboja," ungkap PM Hun Sen kepada situs pro-pemerintah, Fresh News, Senin (22/7). "Hal seperti itu tidak terjadi karena mendirikan pangkalan militer asing bertentangan dengan konstitusi Kamboja."
Adapun juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Chhum Socheat mengatakan bahwa laporan tersebut dibuat-buat dan tidak berdasar.
Sementara itu, di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan, "Sebagaimana yang saya pahami, Kamboja membantahnya."
Namun, Geng menolak untuk menegaskan apakah pihaknya juga membantah laporan tersebut.
"Tiongkok dan Kamboja secara tradisional adalah tetangga yang bersahabat," ujar Geng. "Kami telah bekerja sama di berbagai bidang. Kerja sama kami terbuka, transparan dan saling menguntungkan serta setara. Saya harap pihak terkait tidak menafsirkannya secara berlebihan."
China, yang disebut sebagai sekutu terkuat Hun Sen, telah menggelontorkan miliaran dolar bantuan pembangunan dan pinjaman ke Kamboja melalui kerangka kerja dua arah dan Belt and Road Initiave.
Belum lama, Kementerian Pertahanan AS mengatakan bahwa China mungkin tengah berusaha mendapatkan pijakan militer di Kamboja. Dan AS telah meminta Kamboja untuk menolak gagasan semacam itu dengan mengatakan bahwa Kamboja memiliki komitmen konstitusional kepada rakyatnya untuk mengejar kebijakan luar negeri yang independen.
Pada November lalu, Kamboja membantah laporan bahwa China telah melobi sejak 2017 untuk mendirikan pangkalan AL yang dapat menampung fregat, kapal perusak dan sejumlah kapal lain mereka.
Sumber : Reuters