sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Korsel: AS-Korut akan kembali berdialog

Perundingan yang ditujukan untuk membongkar program nuklir dan rudal Pyongyang terhenti sejak KTT kedua AS-Korea Utara di Vietnam.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 22 Agst 2019 15:40 WIB
Korsel: AS-Korut akan kembali berdialog

Pada Kamis (22/8), Wakil Penasihat Keamanan Korea Selatan Kim Hyung-chong mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Korea Utara kemungkinan akan segera memulai kembali perundingan denuklirisasi.

Pernyataan itu dilontarkan oleh Kim Hyung-chong setelah bertatap muka dengan Utusan Khusus AS untuk Korea Selatan Stephen Biegun di Seoul.

"Kesan yang saya dapat adalah Korea Utara dan AS akan segera melakukan dialog," kata dia kepada wartawan usai pertemuan selama satu jam.

Perundingan yang ditujukan untuk membongkar program nuklir dan rudal Pyongyang telah terhenti sejak KTT kedua AS-Korea Utara di Vietnam pada Februari gagal menghasilkan kesepakatan.

Kemudian pada Juni, Donald Trump dan Kim Jong-un kembali bertatap muka di Zona Demiliterisasi (DMZ). Pada saat itu, kedua pemimpin sepakat untuk kembali melanjutkan negosiasi tingkat kerja terkait perundingan denuklirisasi.

Namun, sejak itu pula Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba rudal jarak pendek dan mengkritik Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Kim Hyung-chong mengatakan bahwa Biegun mengucapkan terima kasih atas Korea Selatan yang dapat menahan diri atas kritik Korea Utara.

Pada Rabu, Biegun, yang memimpin negosiasi tingkat kerja, menyatakan bahwa pihaknya siap untuk memulai dialog begitu rekan-rekannya dari Korea Utara juga bersedia untuk melakukannya.

Sponsored

Sebelumnya, pada Kamis, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara menegaskan bahwa pihaknya berminat untuk kembali memulai dialog jika Washington menghentikan peningkatan gerakan militer.

Juru bicara itu mengkritik uji coba rudal jelajah pada Senin (19/8) dan rencana Washington untuk mengerahkan jet tempur F-35 ke kawasan Semenanjung Korea. Dia menyebutnya sebagai langkah berbahaya yang dapat memicu Perang Dingin baru.

Langkah-langkah AS itu, lanjutnya, memaksa Korea Utara untuk menjadi lebih realistis dan berfokus pada penguatan keamanan nasional.

"Posisi kami tidak berubah, kami tetap ingin menyelesaikan semua masalah dengan cara damai melalui dialog dan negosiasi. Namun, kami tidak tertarik melakukan dialog yang disertai dengan ancaman militer," kata dia dalam pernyataan yang dirilis kantor berita negara, KCNA.

Pada awal Agustus, Trump mentwit bahwa Kim Jong-un mengiriminya surat, di mana pemimpin Korea Utara itu berharap bahwa pembicaraan antara kedua negara akan segera berlanjut setelah latihan militer gabungan AS-Korea Selatan selesai.

Latihan militer yang berlangsung sejak 5 Agustus itu telah selesai pada Selasa (20/8).

Latihan tembak Korea Utara

Korea Utara telah melakukan latihan tembak (live-fire) dengan mengebom sejumlah replika jet tempur F-15K, rudal permukaan ke udara dan sebuah radar Korea Selatan. F-15K merupakan jet tempur utama milik Angkatan Udara Korea Selatan.

Latihan tersebut berlangsung di lapangan tembak dekat Bandara Sondok di Provinsi Hamgyong Selatan.

Sebelumnya, Pyongyang telah mempraktikkan menjatuhkan bom di tanah kosong di lapangan tersebut, tetapi sekarang mereka mulai berlatih menembak replika F-15K dan rudal Korea Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa Korea Utara tidak hanya berfokus pada nuklir dan rudal.

"Kami telah mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah membangun apa yang terlihat seperti pangkalan udara Korea Selatan di lapangan tembak dekat Bandara Sondok," kata seorang pejabat pemerintah Korea Selatan pada Rabu. "Selain itu, mereka juga telah membuat replika jet tempur F-15K."

Citra satelit dari Google Earth pada Februari menunjukkan sejumlah replika F-15K, rudal permukaan ke udara dan sebuah radar di lapangan tembak, berjarak 3 kilometer dari Bandara Sondok.

Korea Utara dilaporkan mulai melakukan latihan ini sejak tahun lalu, ketika perundingan denuklirisasi sedang berlangsung.

"Belum ada gambar yang menunjukkan replika-replika F-15K di lapangan tembak dekat Bandara Sondok hingga 2017," kata seorang sumber mliter Korea Selatan.

Lapangan tembak itu secara khusus dirancang untuk jet AN-2. Meskipun lambat, AN-2 mampu terbang rendah untuk menghindari deteksi radar.

Kim Jong-un telah menunjukkan ketertarikan pada AN-2 dan bahkan pernah menaikinya langsung. Rezim itu terus meningkatkan kapasitas sekitar 300 AN-2 mereka.(Reuters, France 24 dan The Chosun Ilbo)

Berita Lainnya
×
tekid