sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Paus Fransiskus tolak solusi tidak adil konflik Israel-Palestina

Pernyataan Paus Fransiskus diyakini merujuk pada proposal perdamaian Timur Tengah yang diumumkan Donald Trump.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 24 Feb 2020 08:27 WIB
Paus Fransiskus tolak solusi tidak adil konflik Israel-Palestina

Paus Fransiskus pada Minggu (23/2) memperingatkan bahwa solusi yang tidak adil bagi konflik Israel-Palestina hanya akan menjadi awal dari krisis baru. Pernyataan tersebut dinilai jelas merujuk pada proposal perdamaian Timur Tengah yang disodorkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

"Wilayah Mediterania saat ini terancam oleh ketidakstabilan dan konflik, baik di Timur Tengah dan berbagai negara di Afrika Utara, serta antara beragam kelompok etnis, agama atau mazhab," kata Sri Paus saat berkunjung ke Bari, kota pelabuhan di Italia selatan, di mana dia menghadiri pertemuan para uskup dari seluruh negara di Basin Mediterania.

"Kita juga tidak bisa mengabaikan konflik yang masih belum terselesaikan antara Israel dan Palestina dengan bahaya solusi yang tidak adil, karena itu merupakan awal dari krisis baru."

Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa, kepala Patriarkat Latin Yerusalem, yang yurisdiksinya meliputi Israel, wilayah Palestina, dan Yordania termasuk salah satu peserta dalam pertemuan tersebut.

Itu diyakini merupakan pernyataan Paus Fransiskus pertama di muka publik tentang konflik Israel-Palestina sejak Trump mengumumkan proposal perdamaian Timur Tengah pada 28 Januari. Selama ini Sri Paus kerap membela hak-hak rakyat Palestina di satu sisi dan kebutuhan Israel akan keamanan di sisi lainnya.

Proposal perdamaian Timur Tengah Trump akan mengakui kedaulatan Israel atas pemukiman-pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan menghadirkan serangkaian persyaratan yang ketat bagi berdirinya sebuah Negara Palestina, dengan ibu kotanya bukan di Yerusalem, melainkan sebuah desa yang berbatasan dengan Yerusalem Timur.

Meski mengklaim bahwa proposalnya bertekad untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina, namun faktanya itu menguntungkan Israel. Saat mengumumkan proposal tersebut di Gedung Putih, Trump didampingi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sementara Palestina sudah sejak awal menolak proposal itu dan memilih memutus seluruh hubungan dengan AS dan Israel.

Proposal tersebut juga ditolak oleh Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Sponsored

Rakyat Palestina, disertai dukungan internasional yang luas, menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka di masa depan. Ada pun bagi Israel, Yerusalem adalah ibu kota mereka yang abadi dan tidak terbagi.

Pada 2018, Paus Fransiskus juga menyatakan keprihatinannya ketika Washington mengumumkan pemindahan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Dia mengatakan, status quo kota itu harus dihormati.

Paus Fransiskus mendesak seluruh pihak menghormati resolusi PBB atas Yerusalem.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid