sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PM Inggris akan paparkan proposal final Brexit ke UE

Dengan kurang dari satu bulan tersisa hingga Inggris dijadwalkan untuk cerai dari Uni Eropa, masa depan Brexit masih penuh ketidakpastian.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 02 Okt 2019 18:38 WIB
PM Inggris akan paparkan proposal final Brexit ke UE

Pada Rabu (2/10), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan memaparkan proposal final Brexit kepada Uni Eropa. Dia mengatakan, jika Uni Eropa tidak menginginkannya, Inggris akan tetap hengkang dari blok itu pada 31 Oktober.

Dalam pidato penutupannya di konferensi tahunan Partai Konservatif pada Rabu, Johnson diprediksi akan berpegang teguh pada pendiriannya.

Dengan kurang dari satu bulan tersisa hingga Inggris dijadwalkan untuk cerai dari Uni Eropa, masa depan Brexit masih penuh ketidakpastian. Belum jelas apakah Inggris akan cerai dengan atau tanpa kesepakatan (no-deal Brexit).

"Saya khawatir bahwa setelah tiga setengah tahun, masyarakat Inggris mulai merasa mereka dibodoh-bodohi. Mereka mulai curiga, ada pihak-pihak di negara ini yang tidak ingin Brexit terwujud," kata dia dalam pernyataannya.

PM Johnson yakin dirinya bisa mendapatkan konsesi dari Uni Eropa untuk membujuk anggota parlemen untuk meratifikasi kesepakatan Brexit miliknya.

Dia menegaskan kembali Inggris akan resmi cerai dari Uni Eropa pada akhir Oktober. Namun, parlemen telah menghalangi jalannya dengan mengesahkan UU yang mengharuskannya meminta penundaan kepada blok itu jika dia gagal mengamankan kesepakatan pada KTT Uni Eropa pada 17-18 Oktober.

Uni Eropa telah berulang kali meminta Inggris untuk mengajukan proposal yang legal dan operasional jika Johnson ingin ada perubahan terhadap kesepakatan Brexit milik Theresa May.

Ketua Partai Konservatif James Cleverly menyatakan bahwa Uni Eropa harus berkompromi jika ingin menghindari no-deal Brexit. Karena kesepakatan Brexit milik May telah tiga kali ditolak oleh parlemen, Johnson menuntut adanya perubahan dalam perjanjian penarikan itu, terutama atas klausul backstop Irlandia.

Sponsored

Agar perbatasan antara Republik Irlandia dan Irlandia Utara tidak terhalang, Uni Eropa mengusulkan backstop di dalam perjanjian penarikan Inggris dari Uni Eropa. Ini akan berlaku jika tidak ada solusi lain yang dapat diterapkan, sehingga Irlandia Utara akan tetap menjalankan beberapa peraturan Pasar Tunggal Uni Eropa dan tetap tergabung dalam Serikat Pabean Uni Eropa agar tidak perlu ada pemeriksaan perbatasan.

Sejak Johnson mengambil alih kekuasaan May, banyak yang menilai bahwa perundingan Brexit berjalan lambat.

Surat kabar Telegraph, mengutip sumber dari Brussels, Belgia, mengatakan bahwa London mengusulkan agar Irlandia Utara meninggalkan serikat pabean Uni Eropa pada akhir periode transisi Brexit pada 2021.

Proposal baru

Proposal Brexit milik Johnson akan berupaya mengatasi backstop Irlandia yang telah menjadi hambatan terbesar untuk mengamankan perjanjian dengan Uni Eropa.

"Pemerintah akan menegosiasikan kesepakatan baru atau mulai mempersiapkan skenario no-deal, tidak ada yang ingin penundaan tenggat Brexit," tutur seorang pejabat senior Inggris.

Johnson berharap bahwa dengan mengambil keputusan keras terkait Brexit, dia mendapat dukungan dari Partai Brexit yang eurosceptic.

Dalam pidato pada Rabu, Johnson diprediksi akan menyerang pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn yang telah memimpin upaya memblokir opsi no-deal Brexit.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid