Presiden Jokowi imbau peningkatan kerja sama maritim ASEAN-India
Kerja sama maritim harus ditingkatkan untuk memastikan terwujudnya keamanan hingga memperkuat pertumbuhan ekonomi serta perdamaian.
Kerja sama maritim harus ditingkatkan untuk memastikan terwujudnya keamanan maritim, sehingga dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi, serta perdamaian dan stabilitas.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam ASEAN-India Informal Breakfast Summit yang digelar di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis (15/11).
"Indonesia, ASEAN, dan India memiliki shared vision kerja sama maritim dengan menekankan upaya untuk memperkuat investasi dan perdagangan, menjaga keberlanjutan sumber daya laut, dan meningkatkan keamanan maritim," ujar Presiden Jokowi seperti dikutip dari keterangan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden yang diterima Alinea.id pada Kamis (15/11).
Presiden Jokowi meyakini bahwa semua upaya tersebut bisa dicapai bila kita memperkuat kawasan Indo-Pasifik yang mengedepankan kerja sama maritim, konektivitas, dan pembangunan berkelanjutan, bukan mengedepankan persaingan.
"Kerja sama maritim adalah kunci utama kemitraan ASEAN-India. Laut yang aman adalah common destiny kita," tutur Presiden.
Melalui kerja sama Indo-Pasifik, lanjut Presiden Jokowi, kemitraan ASEAN-India akan semakin erat.
"ASEAN-India akan terus tumbuh lebih sejahtera, dan ASEAN-India dapat terus berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan," kata mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Pertemuan ASEAN-India Informal Breakfast Summit turut dihadiri oleh Perdana Menteri Narendra Modi.
Indonesia angkat isu penanggulangan sampah plastik di lautan
Dalam kesempatan terpisah, tepatnya saat memberikan pernyataan dalam lunch retreat KTT Asia Timur, Presiden Jokowi mengajak negara anggota untuk meningkatkan koordinasi dan upaya bersama dalam menanggulangi sampah plastik di lautan.
"Laut dan samudra adalah masa depan kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus meningkatkan kerja sama di bidang maritim. Salah satu isu yang menjadi tantangan bagi semua negara antara lain marine plastic debris," ungkap Presiden Jokowi di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis kemarin.
Sebelumnya, Indonesia telah mengusulkan pentingnya kerja sama sejumlah pihak dalam mengatasi sampah plastik laut. Terkait itu, Indonesia telah mengajukan konsep Pernyataan Pemimpin Negara Asia Timur tentang Pemberantasan Sampah Plastik di Laut (EAS Leaders' Statement on Combating Marine Plastic Debris) sebagai salah satu dokumen hasil dari KTT ke-13 Asia Timur.
"Indonesia menyampaikan penghargaan kepada EAS yang telah menyetujui usulan Indonesia, yakni EAS Leaders' Statement on Combating Marine Plastic Debris," tuturnya.
Menindaklanjuti hal itu, Indonesia akan berupaya menugaskan badan terkait di ASEAN untuk mengimplementasikan usulan pernyataan itu ke dalam rencana aksi regional penanganan sampah plastik di kawasan.
Selain itu, konsisten dengan misi diplomasi perdamaian Indonesia, Presiden Jokowi juga mengajak negara-negara Asia Timur untuk mengambil langkah dan mendukung proses perdamaian di Palestina dan Israel.
"Saya sangat mengharapkan kiranya negara-negara EAS mengambil langkah konstruktif yang dapat mendukung perdamaian yang adil dan berkelanjutan berdasarkan two state solution," tandasnya.