AHY: Selamat jalan, Memo...

Putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didapuk memberikan sambutan khusus dalam acara pemakaman jenazah Herrawati Kristiani atau Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6). 

Dalam sambutannya, AHY mengulas berbagai karya sang ibunda semasa hidup. Salah satunya ialah Lima Pilar Indonesia yang terdiri dari program Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Hijau, Indonesia Kreatif, dan Indonesia Peduli. 

"Ini adalah sebagai sebagian saja dari implementasi gagasan dan hasil kerja keras bagi bangsa dan negara," kata Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat itu. 

Tak hanya itu, AHY juga mengungkapkan sosok Ani di mata keluarga. Menurut dia, sang ibunda tak hanya setia kepada suami, tapi juga tak pelit mengobral kasih sayang kepada anak dan cucunya. 

"Beliau juga ibu dan eyang yang penuh cinta yang selalu peduli dan memberikan sayangnya kepada anak dan cucu. Tak lupa sebagai mantan ibu negara, beliau juga sosok hangat dan sangat mencintai rakyat tanpa batas tanpa sekat perbedaan identitas," tuturnya.

Kepada para tokoh dan politikus yang hadir dalam pemakaman tersebut, AHY meminta supaya pintu maaf dibukakan untuk sang ibunda. "Dan seluruh rakyat Indonesia untuk membukakan pintu maaf atas kesalahan, kealpaan, dan kekhilafan almarhumah baik sengaja maupun tidak sengaja sepanjang hidupnya," ujarnya. 

Di penghujung sambutan, AHY mengucap salam perpisahan bagi Ibu Negara periode 2004-2014 itu. "Selamat jalan, Memo. We love you and we will forever miss you. Terima kasih atas pengorbanan jasa dan pengabdian untuk keluarga, masyarakat bangsa negara. Doa terbaik kami seluruh rakyat Indonesia menyertai langkah dan kepergianmu," ujarnya. 

Memo adalah panggilan sayang dari AHY dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) kepada Ani Yudhoyono. Adapun kepada SBY, keduanya kerap memanggil Presiden RI keenam itu dengan sebutan Pepo. 

Ani Yudhoyono tutup usia di National University Hospital (NUH), Sabtu (1/6) pukul 11.50 waktu Singapura. Sejak Februari, Ani dirawat intensif di Singapura akibat penyakit kanker darah yang dideritanya.

Jenazah Ani dimakamkan dengan upacara militer di TMP Kalibata. Wafat di usia 66 tahun, Ani meninggalkan suami, dua orang putra, dua orang menantu, dan empat orang cucu. (Ant)