sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BSSN: Dari Januari – 18 Oktober serangan anomali traffic berjumlah 893 ribu lebih

Terdapat stake holder yang tidak mengakui data breach.

Raihan Putra Tjahjafajar
Raihan Putra Tjahjafajar Senin, 24 Okt 2022 21:51 WIB
BSSN: Dari Januari – 18 Oktober serangan anomali traffic berjumlah 893 ribu lebih

Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) mencatat kejahatan digital dari Januari – 18 Oktober berjumlah 893.952.873 serangan anomali traffic yang mayoritasnya merupakan serangan malware. Berdasarkan analisis BSSN anomali traffic telah ditemukan 61% terkompromisasi, 9% serangan sukses, 27% upaya percobaan, dan 3% gagal.

Dari 893 juta anomali traffic, total 1.370 notifikasi sudah BSSN berikan kepada stakeholders dan pemangku kepentingan. (24/10. “Dari keseluruhan anomali traffic, yang paling banyak berupa aktivitas serangan malware sebanyak 55,83%. Kemudian, informasi leak 14,99%, dan aktivitas trojan 10,45%,” kata Direktur Operasi Keamanan Siber Andi Yusuf dalam pantauan online.

Pada periode Januari – 11 Oktober 2022, Cyber Threat Intellegence (CTI) Direktorat Operasi Keamanan Siber telah membuat 221 laporan data breach. 17 laporan internal dan 204 laporan ke stakeholder yang telah direspons. Data Breach merupakan insiden keamanan di mana data pengguna aplikasi telah diakses tanpa izin.

“Totalnya ada 157 stakeholder terkait yang terdampak. Susahnya, bagi BSSN, ketika insiden ini terjadi, dan ketika kami lakukan validasi, kami identifikasi sistem elektronik yang terdampak termasuk mengidentifikasi stakeholder, masih banyak stakeholder kita yang dalam konteks kebijakan komunikaasi publiknya bisa jadi mengakui atau tidak mengakui data breach terjadi. Ini yang menjadi evaluasi kita bersama. Sehingga, tidak ada lempar-lempar ketika ada insiden data breach,” paparnya.

Peristiwa tersebut menyebabkan 46 insiden kebocoran data yang terekspos di media-media. Selain itu, terdapat stake holder yang tidak mengakui data breach.

Pentingnya Indonesia untuk meningkatkan SDM yang berkompeten di dunia siber. Terdapat enam intisari hal yang penting untuk dunia siber. Berikut dibawah ini:

Terbatasnya tenaga pendidik di bidang keamanan siber.

Pelatihan/sertifikasi bidang siber relatif mahal.

Sponsored

Minimnya SDM dalam pengetahuan siber.

Kurangnya SDM dalam memahami penggunaan teknologi informasi dan internet.

Memiliki jangka waktu lama dalam mengolah skill dunia siber.

Lulusan IT di Indonesia tidak berminat mengambil profesi keamanan siber.

Pengimplementasian peta okupasi keamanan siber belum maksimal.

Berita Lainnya
×
tekid