sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Diperiksa 20 jam, Bupati Bekasi irit bicara

Bupati Bekasi non aktif Neneng Hassanah Yasin memilih irit berbicara usai digelandang penyidik KPK pada Selasa malam (16/10).

Rakhmad Hidayatulloh Permana
Rakhmad Hidayatulloh Permana Selasa, 16 Okt 2018 21:56 WIB
Diperiksa 20 jam, Bupati Bekasi irit bicara

Bupati Bekasi non aktif Neneng Hassanah Yasin memilih irit berbicara usai digelandang penyidik KPK pada Selasa, malam (16/10). Neneng hanya mengucap kata "permisi" saat melewati kerumunan pewarta di KPK pada Selasa malam (16/10). Artinya, pemeriksaan Neneng diperkirakan terjadi selama 20 jam sejak dia keluar ke muka Gedung KPK pada pukul 19.45 WIB.

Dari pantauaan Alinea.id pada Senin malam saat Neneng mendatangi KPK, ibu muda itu terlihat menggunakan sepuhan make up di wajahnya. Di malam berikutnya, riasan wajah Neneng yang memakai baju kuning stabilo tersebut itu, tampak menghilang. Wajah Neneng terlihat lelah dan layu, tidak seperti waktu awal mula dia  ke KPK.

Usai diperiksa KPK, ada hal lain yang terlihat pada Neneng Hasannah, yakni rompi oranye khas tahanan KPK. Rompi tersebut sebagai penanda orang nomor satu di Kabupaten Bekasi itu resmi ditahan KPK.

Menanggapi rompi oranye itu, Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah menyebut Neneng akan ditahan selama 20 hari pertama di Rutan KPK K-4 atau di Gedung KPK merah putih. Selain Neneng, tersangka lain yang juga ikut ditahan KPK adalah Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Neneng Rahmi.

"Kemudian untuk NR (Neneng Rahmi), yang bersangkutan akan ditahan 20 hari pertama menumpang di Rutan Polda Metro Jaya," ujar Febri, Selasa malam (16/10).

Sebelumnya, KPK menetapkan sembilan tersangka dalam kasus ini. Yakni, Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin dan Direktur Operasional Lippo Grup Billy Sindoro sebagai pelaku penerima dan pemberi suap perizinan lahan untuk Meikarta.

Kedua tokoh utama penyuapan tersebut, turut melibatkan pihak lainnya. Mereka adalah Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Jamaludin dan  Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pemkab Bekasi Sahat MBJ Nahor. Pihak PNS lain yang ikut dicokok KPK adalah Kepala Dinas DPMPTSP Kabupaten Bekasi Dewi Tisnawati dan Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Neneng Rahmi.

Untuk pihak swasta, selain Billy Sindoro, KPK juga menangkap Konsultan Lippo Grup Fitra Djaja Purnama, dan pegawai Lippo Grup Henry Jasmen. Semua tersangka diduga kuat melakukan transaksi suap dalam kasus ini.

Sponsored

Selain tersangka, KPK juga mengamankan barang bukti uang senilai 90.000 dollar Singapura, uang pecahan Rp100.000 berjumlah total Rp513 juta dan mobil Toyota Avanza dan Toyota Innova.

KPK menduga suap perizinan proyek ini dibagi menjadi tiga fase dari total tanah seluas 774 ha. Fase pertama 84,6 ha, fase kedua 252,6 ha, dan fase ketiga 101,5 ha. Semua pemberian suap ini diduga merupakan bagian komitment fee awal dari total komitmen Rp13 miliar melalui sejumlah dinas. Hingga saat ini, KPK menduga sudah ada realisasi Rp7 milliar melalui para kepala Dinas. 

Berita Lainnya
×
tekid