sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ganti CCTV komplek setelah pembunuhan Brigadir J, Irfan keberatan disebut 'orang tak dikenal'

Irfan mengatakan, dirinya telah meninggalkan identitas, nomor telepon, dan mengaku kedatangannya atas nama institusi kepolisian.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Kamis, 24 Nov 2022 15:03 WIB
Ganti CCTV komplek setelah pembunuhan Brigadir J, Irfan keberatan disebut 'orang tak dikenal'

Terdakwa Irfan Widyanto mengaku keberatan karena dianggap sebagai orang tidak dikenal oleh pihak keamanan dari Komplek Polri Duren Tiga ketika dirinya mengganti CCTV di sana. Hal itu terungkap dalam  obstruction of justice atau perintangan proses penyidikan terkait perkara dugaan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan agenda pemeriksaan saksi.

Irfan mengatakan, dirinya telah meninggalkan identitas, nomor telepon, dan mengaku kedatangannya atas nama institusi kepolisian. Namun, kepada Pak RT Seno, Marzuki dan Zapar selaku keamanan di sana justru tetap mengatakan tidak mengenal Irfan.

“Keberatan saya bahwa, keterangan dari Pak RT ini menyatakan bahwa CCTV diganti oleh orang tak dikenal,” kata Irfan dalam persidangan, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (24/11).

Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Seno Sukarto, yang merupakan Ketua RT 05 RW 01 di Komplek Polri Duren Tiga. BAP tersebut berisi tentang kronologi yang dimulai dari 9 Juli 2002. Di mana saat itu ada pihak tertentu yang telah mengganti sistem CCTV. Penggantian dilakukan baik terhadap kamera ataupun DVR.

“Saya tidak tahu atau menerima laporan tentang penggantian CCTV kompleks Polri,” kata Seno dalam BAP yang dibacakan JPU, Kamis (24/11). 

Setelah mengetahui ada penembakan di Kompleks Duren Tiga melalui berita dari media, ia lantas menghubungi satpam yang melaksanakan piket, yakni Marzuki yang piket pada 8 Juli, Zafar yang piket pada 9 Juli.

Berdasarkan keterangan keduanya, DVR CCTV diganti oleh orang tidak dikenal pada 9 Juli 2002. Setidaknya, ada tiga sampai lima orang yang datang mengaku sebagai anggota polisi ke pos pengamanan kompleks tetapi tidak memberitahu tempat bertugas dan tak memberikan nama. Lalu mereka mengganti DVR CCTV yang ada dengan yang baru.

“Penggantian DCR CCTV dilakukan tanpa izin dari saya, selaku ketua RT. Saya baru tahu tentang penggantian DVR CCTV pada 11 Juli,” ujar Seno dalam BAP.

Sponsored

DVR CCTV di lingkungannya bukan milik perorangan melainkan kepunyaan semua warga. Sebab, kamera pengintai itu dibeli dari uang hasil iuran warga.

CCTV sudah ada di sana sejak 2016. Letak kontrolnya ditaruh pada pos satpam komplek rumah itu.

Perawatan dilakukan kalau ada kerusakan CCTV. Perbaikan terakhir kali dilakukan pada Januari 2022 yang diakibatkan oleh sambaran petir dan menggunakan dana swadaya warga

Ia meyakini, keamanan CCTV di lingkungannya aktif selama 24 jam. Apalagi CCTV tersebut mempunyai dua DVR dengan masing-masing DVR memiliki 8 channel.

“Satu DVR digunakan untuk delapan channel, satu DVR lain untuk satu channel,” ucap Seno.

Titik letak CCTV ada depan rumah nomor 52 yang mengarah ke depan pintu masuk, kedua depan rumah nomor 47 yang mengarah ke bawah jalan. Ketiga di depan rumah nomor 12 mengarah pintu gerbang bawah. Keempat ada di depan rumah nomor enam yang mengarah ke CCTV kompleks Polri. Selain itu ada pula di depan rumah nomor 27 yang letaknya paling ujung atau pojok. Titik keenam ada di depan rumah nomor 31 yang mengarah ke gang buntu sekaligus mengarah ke gang menuju rumah Seno. Titik terakhir ada di depan rumah nomor 30 mengarah ke pintu gerbang barat komplek Polri, persisnya ada di gapura di lapangan kamera mengarah ke rumah samping nomor 46.

“Operatornya adalah satpam yang bertugas untuk menjaga keamanan lingkungan komplek Polri,” tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid