sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Banjir Kalsel: Lebih dari 3.000 rumah terendam di Kabupaten Balangan

Banjir di Balangan, Kalimantan Selatan juga berimbas bagi sejumlah kabupaten lainnya.

Valerie Dante
Valerie Dante Sabtu, 16 Jan 2021 23:31 WIB
Banjir Kalsel: Lebih dari 3.000 rumah terendam di Kabupaten Balangan

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati pada Sabtu (16/1) menyatakan lebih dari 3.000 rumah di Kabupaten Balangan terendam banjir di Kalimantan Selatan.

"Ada 11.816 orang yang terdampak dan mengungsi, serta 3.571 rumah terendam di Kabupaten Balangan," jelas Raditya dalam pengarahan media secara virtual, Sabtu (16/1).

Lebih lanjut, dia memaparkan banjir di Balangan, Kalimantan Selatan juga berimbas bagi sejumlah kabupaten lainnya.

Sebanyak 1.777 orang terdampak dan mengungsi, serta 112 rumah terendam di Kabupaten Tapin. Di Kabupaten Banjar ada 51.362 orang terdampak dan 14.791 rumah terendam.

Banjir di Kota Banjar Baru memaksa 622 orang mengungsi dan 296 rumah terendam, sementara 27.024 orang terdampak dan 8.249 rumah terendam di Kabupaten Tanah Laut.

Terdapat 180 orang yang terdampak dan 92 rumah terendam di Kabupaten Tabalong, lima meninggal, 11.200 orang mengungsi, dan 64.400 terdampak banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pengendali Operasi BNPB Bambang Surya Putra menuturkan pihaknya telah menyalurkan dana siap pakai sebanyak Rp1 miliar untuk Provinsi Kalimantan Selatan serta masing-masing Rp500 juta untuk Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Balangan.

Terkait bantuan, BNPB bersama kementerian dan lembaga terkait menyiapkan pendirian lima tenda pengungsi, sejumlah perahu lipat sepanjang 10 meter, serta masing-masing 1.000 paket masker, selimut, pelampung, dan makanan siap saji.

Sponsored

Ketika ditanya mengenai penyebab banjir, Bambang mengakui masih memerlukan kajian lebih lanjut.

"Yang jelas, yang perlu diperhatikan itu antara lain pengelolaan wilayah sungai dan penataan ruang," ungkap dia.

Hal-hal itu, sambungnya, menjadi komponen penting untuk melihat besarnya potensi risiko banjir di masing-masing wilayah jika terjadi curah hujan yang tinggi.

Berita Lainnya
×
tekid