sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah klaim penuhi APD untuk tangani corona hingga September 

Pemerintah juga tengah berupaya menambah ventilator yang dibutuhkan membantu pasien coronavirus.

Akbar Ridwan
Akbar Ridwan Jumat, 27 Mar 2020 20:59 WIB
Pemerintah klaim penuhi APD untuk tangani corona hingga September 

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengatakan pemerintah telah mengantisipasi kebutuhan alat pelindung diri atau APD bagi tenaga medis yang menangani pasien coronavirus. Mahfud mengklaim kebutuhan tersebut dapat dipenuhi bahkan jika pandemi Covid-19 berlangsung sampai September 2020. 

"Kalau yang optimis pertengahan April ini sudah mulai turun. Kalau yang pesimis bisa sampai September bencana ini. Itu kita berhitung, kalau jeleknya misalnya sampai September, kita berhitung sampai jutaan (APD) yang dipersiapkan," ujar Mahfud saat melakukan video conference bersama wartawan di Jakarta, Jumat (27/3). 

Dia mengakui pemerintah sempat cemas karena Indonesia kekurangan APD. Kendati demikian, dia memastikan saat ini masalah tersebut sudah teratasi karena perusahaan dalam negeri menyanggupi pengadaan kebutuhan APD yang diajukan pemerintah.

"Dari dalam negeri banyak yang sudah siap. Dalam waktu dekat sudah mulai produksi. Dan juga ada beberapa yang impor dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan APD bagi petugas-petugas pelayanan medis," kata dia.

Selain APD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menjelaskan pemerintah juga tengah dalam proses memenuhi kebutuhan ventilator untuk membantu pernapasan pasien corona. Saat ini kebutuhan alat tersebut belum sepenuhnya dapat terpenuhi.

Ventilator merupakan alat bantu penting dalam menangani pasien Covid-19. Berdasarkan catatan, pasien positif gagal sembuh karena tidak mendapat alat bantu pernapasan tersebut. 

"Tadi kita membaca data-data dari luar negeri juga banyak yang tidak kebagian ventilator. Jadi ini bukan saja masalah Indonesia, tapi juga masalah seluruh dunia," kata Mahfud menjelaskan.

Tak memadainya APD bagi para tenaga medis dikeluhkan pihak Ikatan Dokter Indonesia atau IDI dan sejumlah organisasi profesi lain. Bahkan mereka menyampaikan ancaman mogok menangani pasien corona, jika APD yang tersedia masih tak memenuhi kebutuhan. 

Sponsored

"Kami  meminta terjaminnya APD yang sesuai untuk setiap tenaga kesehatan. Bila hal ini tidak terpenuhi, maka kami meminta kepada anggota profesi kamu untuk sementara tidak ikut melakukan perawaran penanganan pasien Covid-19 dei melindungi dan menjaga keselamatan," demikian kutipan surat pernyataan resmi yang ditandatangani Ketua UDI Daeng M Faqih tertanggal 27 Maret 2020.

Keberadaan APD bagi petugas medis menjadi sangat vital. Tanpa mengenakan APD, potensi penularan coronavirus akan menjadi semakin tinggi. Jika telah tertular, tenaga medis pun dapat menularkannya pada pasien yang masih berstatus orang dalam pemantauan atau pun pasien dalam pengawasan.

Hari ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah mendistribusikan 151.000 APD ke beberapa daerah. Alat tersebut diambil dari gudang Gugus Tugas Covid-19 yang ada di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Perwira Pembantu Utama atau Paban IV/Operasi Dalam Negeri, Staf Operasi TNI Kol. Inf Aditya Nindra Pasha mengatakan, beberapa provinsi yang telah menerima distribusi APD adalah Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara.

"Stok alat pelindung diri yang ada di gudang Gugus Tugas nasional yang ada di Lanud Halim Perdanakusuma dari 170.000 stok alat pelindung diri yang ada, sampai dengan pagi ini sudah terdistribusi 151.000. Sehingga cadangan nasional yang ada adalah 19.000," kata dia di Graha BNPB, Jakarta.

Berita Lainnya
×
tekid