sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polisi dalami terduga pelaku perusakan di Kanjuruhan

Semua rangkaian pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) akan menjadi bekal untuk mengungkap sosok tersebut.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 03 Okt 2022 16:14 WIB
Polisi dalami terduga pelaku perusakan di Kanjuruhan

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri akan melakukan identifikasi untuk mengungkap sosok perusak sarana dan prasarana di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Semua rangkaian pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) akan menjadi bekal untuk mengungkap sosok tersebut.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, sebelum DVI terjun untuk mengungkap identitas perusak stadion, tim laboratorium forensik (labfor) masih menganalisa 32 CCTV di sekitar lokasi. Pendalaman juga dilakukan dengan dua DVR, enam telepon seluler milik korban.

“Kemudian, Tim Inafis juga nanti bekerja sama dengan Labfor, setelah kita berhasil menganalisa dari seluruh CCTV, tim DVI akan melakukan identifikasi terkait terduga pelaku pengrusakan, baik di dalam stadion maupun di luar stadion,” kata Dedi kepada wartawan, Senin (3/10).

Dedi menyebut, pihaknya juga tengah mendalami terkait pengamanan pertandingan di stadion ketersediaan gas air mata. Standard Operational Procedure (SOP) akan menjadi rujukan dengan hasil pendalaman di lapangan.

Riuhnya penggunaan gas air mata yang berlimpah di TKP akan menjadi sorotan. Pendalaman terhadap eskalasi bentuk normal atau kontingensi, serta darurat juga bagian dari sorotan polisi.

“Itu bagian daripada materi yang sedang didalami. Materi yang didalami tentunya eskalasi-eskalasi yang terjadi di lapangan dengan SOP yang ada tentunya didalami oleh tim,” ujar Dedi.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi pasca-Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Para suporter tuan rumah yang kecewa lantas masuk ke lapangan dan menyerbu pemain dan official kedua kesebelasan.

Berdasarkan data kepolisian, 13 kendaraan juga menjadi sasaran amukan massa. Perinciannya, 10 mobil dinas kepolisian dan tiga lainnya milik pribadi.

Sponsored

Personel kepolisian yang bertugas lantas menembakkan air mata ke arah tribun penonton. Aparat juga membawa senjata api ke stadion. Padahal, aturan FIFA sudah dengan tegas melarang.

Para penonton lantas lari tunggang langgang untuk menyelamatkan diri. Nahas, banyak di antara mereka yang meninggal dunia karena sesak napas akibat berdesak-desakan. Signifikan juga yang terinjak-injak.

Berita Lainnya
×
tekid