sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polrestabes Surabaya cegah terorisme lewat Jumantik

Kepolisian Surabaya tak mau kecolongan lagi setelah sebelumnya digoncang aksi terorisme yang menelan korban jiwa.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Selasa, 24 Jul 2018 02:26 WIB
Polrestabes Surabaya cegah terorisme lewat Jumantik

Kepolisian Surabaya tak mau kecolongan lagi setelah sebelumnya digoncang aksi terorisme yang menelan korban jiwa.

Belasan petugas gabungan dari Polri, TNI dan Kecamatan mendatangi satu per satu kamar kos-kosan di RT sembilan dan 10, Kelurahan Tegalsari, Surabaya. Daerah Tegalsari menjadi wilayah pemukiman yang dianggap kompleks karena jumlah penduduk non permanennya sekitar 3.000 orang.

Kegiatan tersebut merupakan operasi yustisi yang dilakukan untuk mendata para penduduk non permanen di Surabaya. Setelah peristiwa ledakan bom 14 Mei 2018 di Mapolrestabes Surabaya dan rentetan bom di tiga gereja lainnya, pengamanan dari aparat kepolisian dan stakeholder setempat memang ditingkatkan.

Seorang warga yang sudah merupakan penduduk asli Tegalsari mengatakan keberadaan penduduk non permanen mulai banyak setelah dibangunnya sebuah mal tak jauh dari sana. Namun, tak dapat dipungkiri setelah tragedi ledakan bom, rasa was-was masyarakat muncul.

“Khawatir, was-was. Tapi mereka sosialisasinya bagus sih dengan masyarakat,” kata seorang warga bernama Siti Aminah di Surabaya, Senin (23/7).

Pendataan penduduk non permanen menjadi salah satu program yang digunakan untuk mendeteksi dini kemungkinan-kemungkinan adanya paham radikal di masyarakat. Memberikan pemahaman serta pengarahan mengenai radikalisme di masyarakat bukanlah suatu hal yang terbilang mudah.

Kapolres Surabaya Kombes Pol Rudi Setyawan mengakui sebagian masyarakat bersikap tertutup dan mengunci pintu. Bahkan, ketika tim gabungan akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah, masyarakat memiliki kesan adanya penggerebekan di rumah yang didatangi.

“Kita pernah pura-pura untuk ngecek program nyamuk, jumantik. Kemudian penyemprotan, yang penting kita bisa masuk ke mereka. Nah, setelah itu kita berikan penyuluhan radikal itu tidak benar dan cara penanggulangannya bagaimana,” tuturnya.

Sponsored

Menurut Rudi, cara pemantauan tersebut juga efektif lantaran dilakukan secara pendekatan lunak karena berbaur bersama masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti di lingkungannya. Tak hanya itu, anggota Polsek juga rutin berkeliling pemukiman dengan jarak yang padat penduduk dengan menggunakan sepeda.

AKBP Yudha, seorang anggota Polsek Tegalsari yang kala itu sedang berkeliling menggunakan sepeda mengaku berpatroli tiga kali setiap harinya. Pengamanan seperti itu cukup efektif untuk wilayah Tegalsari yang memang selalu ramai dari pagi hingga pagi lagi.

Selain itu dalam program kontra radikal tersebut, aparat kepolisian juga menyambangi sekolah-sekolah, mulai dari tingkat TK sampai universitas. Terutama untuk para mahasiswa yang tak jarang diiming-imingi akan mendapatkan bantuan kos gratis demi bergabung dalam kelompok-kelompok yang memungkinkan ke arah radikal.

Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Mapolrestabes Surabaya, AKBP Bambang S. Wibowo, mengatakan program kontra radikal di tiap-tiap sekolah dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Untuk anak TK sampai kelas dua SD dilakukan dalam bentuk permainan, untuk anak kelas tiga sampai kelas enam dilakukan dengan cara games pertanyaan seputar kebangsaan, dan untuk anak jenjang SMP sampai universitas dilakukan dengan cara penyuluhan.

Meski program kontra radikal sudah diberlakukan sebelum kejadian ledakan bom di Surabaya, namun Bambang mengakui adanya peningkatan dan perbaikan dari pelaksanaan program tersebut. Koordinasi dengan guru Bimbingan Konseling (BK) di masing-masing sekolah untuk mengetahui kondisi murid yang kemungkinan memiliki sikap yang berpotensi radikal mulai dilakukan. Hal itu juga untuk menyesuaikan perilaku ketika menghadapi murid dengan indikasi yang berbeda-beda.

“Sekarang tiap Polsek itu ditargetkan seminggu lima sekolah yang didatangi,” katanya.

Berita Lainnya
×
tekid