sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Nilai pelajaran dari Bangladesh

Taktik itu-itu saja STY ditunjukkannya hanya mempercayai duo pemain inti di jantung pertahanan: Rizky Ridho-Fachruddin Aryanto.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Selasa, 31 Mei 2022 20:58 WIB
Nilai pelajaran dari Bangladesh

Struktur taktik Shin Tae-yong monoton di posisi duet bek tengah. Monoton artinya berulang-ulang selalu sama. Atau yang itu-itu saja. Menurut Gen Z, "Lu lagi, lu lagi!" istilah populer di siber raya.

Sejak Piala AFF 2020 hingga SEA Games 2021 sampai sekarang, pola di jantung pertahanan untuk tim nasional Indonesia yang dibesutnya cenderung gampang diketahui lawan-lawan kuat Asia Tenggara seperti Vietnam dan Thailand.

Beruntung, timnya tidak dihukum penalti saat menahan Vietnam 0-0 di laga grup Piala AFF 2020. Saat itu, Rachmat Irianto cs bahkan memainkan sepak bola negatif tanpa nyali melakukan serangan.

Taktik itu-itu saja STY ditunjukkannya hanya mempercayai duo pemain inti di jantung pertahanan: Rizky Ridho-Fachruddin Aryanto. Hanya sesekali variasi berganti dengan memasukkan Alfeandra Dewangga atau Elkan Baggot. Akibatnya, lubang pertahanan Garuda mudah diterobos Vietnam dan Thailand, alangkah menderita.

Golden Stars belajar dari skor 0-0 di laga grup Piala AFF 2020. Mereka lantas menghabisi Ridho-Aryanto dkk telak 0-3 di penyisihan SEA Games 2021. Duet bek tengah yang sama dimainkan STY dalam kedua pertandingan. Dua-duanya porak-poranda dengan tiga kesalahan. Kalah refleks mengantisipasi umpan silang di gol pertama, ditembus terobosan tepat di zona penjagaan mereka untuk gol kedua, Fachruddin malah blunder sewaktu terciptanya gol ketiga.

Gajah Perang membaca titik lemah pertahanan STY pada final pertama Piala AFF 2020. Kesabaran mereka pun terulang kembali di semifinal SEA Games 2021.

Secara individu, patut diakui Rizky unggul fisik, lumayan tenang. Dia punya respons yang agresif, cukup fleksibel diduetkan dengan pemain lain. Juga mampu menunjang serangan memanfaatkan sepak pojok. Tapi, harus disadari, kualitas kemampuannya tidak juara atas Vietnam dan Thailand dalam lima pertandingan.

Fachruddin tak bugar lagi karena faktor usia. Tipe bertahannya tinggal sisa pendekatan teknis yang lebih mengandalkan kemampuan menutup ruang bergerak lawan. Hanya masih kuat dalam duel satu lawan satu. Tapi, sering kalah lari dari striker lawan yang berkarakter sprinter. Dia cepat limbung dikombinasi umpan satu-dua musuh. Staminanya sudah kurang memenuhi syarat buat bermain 90 menit, yang seperti luput diukur oleh STY.

Sponsored

Setelah Piala AFF 2020 dan SEA Games 2021, sekarang bukan hanya duet Rizky-Fachruddin, melainkan kuartet Baggot-Dewangga. Keempatnya dipanggil lagi ke kualifikasi Piala Asia 2023. Bayangkan saja, analis tim Yordania dan Kuwait cuma memirsa lima video rekaman kedua turnamen itu (khusus pertandingan Indonesia versus Vietnam dua kali dan versus Thailand tiga kali) untuk meneror pintu gol timnas nanti.

Secara tim, Rizky bermain reguler mengawal Persebaya Surabaya di kompetisi Liga 1 2021-2022. Klubnya finis di papan atas, peringkat kelima, kemasukan 35 gol dari 34 laga. Fachruddin menjaga Madura United yang kebobolan 43 gol, berakhir di urutan ke-9. Apa alasan STY memilih mereka terus dalam semua turnamen sejauh ini?

Apalagi konon STY kurang menjalin komunikasi yang intens dengan jajaran pelatih nasional di klub-klub Liga 1. Jadi, selama ini dari mana dia mendapat masukan yang paling dia hiraukan?

Mungkin bisa dimaklumi STY tak mau Achmad Jufriyanto atau Victor Igbonefo sebab faktor usia. Meskipun duet di jantung pertahanan Persib Bandung itu mencatat rekor paling sedikit dijebol gol pada musim terakhir.

Namun, STY telah menepis suara netizen yang minta Ricky Fajrin (Bali United). Selain itu, sebenarnya STY wajib mencoba duet Hansamu Yama Pranata dan Indra Kahfi Ardhiyaksa asal Bhayangkara FC serta Achmad Figo dari Arema.

Laga percobaan di kalender FIFA kontra Bangladesh mungkin tidak makin menguatkan struktur strategi STY khususnya di jantung pertahanan. Lawan uji tanding rangkingnya jauh di bawah, gayanya pun berbeda dari tim-tim Asia Barat, tapi justru lebih mirip Nepal. Yordania dan Kuwait lebih sulit dihadapi pada ujian sebenarnya di kualifikasi Piala Asia 2023 mulai 8 Juni mendatang.

Paling-paling cuma tiga pelajaran berharga yang dapat dipetik dari tim Macan Bengali, Rabu (1/6). Itu tidak termasuk untuk memantapkan konfigurasi duet bek tengah.

Pertama, berhasilkah pertaruhan STY pada Dimas Drajad dan Muhammad Rafli menyudahi krisis mesin gol selama ini? Kedua, sekuat apa sinyal koneksi Marc Klok dengan Stefano Lilipaly memutus miskinnya kreasi permainan antarlini tengah ke depan? Ketiga, seberani apa kepala Baggot adu duel udara, apakah dia masih trauma dengan cedera atau mental bertandingnya sudah kembali?

Berita Lainnya
×
tekid