sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jelang vs Indonesia: Ribut soal pemain Irak di Eropa sampai amunisi pemain 'kotor'

Cukup apik Al-Ammari memainkan peran utama di lini tengah Irak.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Kamis, 26 Okt 2023 14:08 WIB
Jelang vs Indonesia:  Ribut soal pemain Irak di Eropa sampai amunisi pemain 'kotor'

Tim Irak untuk kualifikasi ganda AFC ke Piala Dunia 2026 sekaligus Piala Asia 2027 memanggil 19 pemain profesional kelahiran Eropa. Bocoran ini diberikan media online Winwin, Senin (25/10). Kekuatan unggulan Grup F ini sudah terbayang.

Tapi komentar miring justru keluar dari Faisal Aziz: "Pemain profesional timnas Irak dari Eropa harus kembali bermain di Irak, khususnya memperkuat klub di liga lokal, agar bisa dekat dengan staf pelatihan timnas dan pemain lokal lainnya."

Mantan pemain bintang, yang kini melatih Irak U-17, terkesan mau mencampuri urusan timnas senior. Di saat pelatih kepala Jesús Casas cuti, diperkirakan sedang di rumahnya Spanyol, baru akan berada di ibu kota, Bagdad, awal pekan depan.

Inti atom pertahanan

Skuad Irak menanti sentuhan akhir Casas menjelang dua pertandingan kualifikasi Asia, dimulai melawan Indonesia pada 16 November mendatang. Bagaimana peta gelandang seperti inti atom di lini tengah mereka?

Duet Amir Al-Ammari dan Amjad Attwan merupakan otak permainan Irak. Mereka bekerja sama solid menyabet gelar juara Piala Teluk Arab 2023. Keduanya kunci penting yang memberangus perlawanan Qatar di semifinal. Al-Ammari tampil dominan di fase grup, Attwan menutupnya di laga puncak.

Cukup apik Al-Ammari memainkan peran utama di lini tengah Irak. Aktor nomor 6 sejati, tapi dia lebih senang memakai nomor punggung 16. Daya rekatnya lengket kuat menguasai daerah sentral. Bergaya ala gelandang tengah klasik asal Amerika Latin. Seninya, harus diakui, indah mengontrol si kulit bundar.

Gesturnya sportif fokus tertuju pada bola bukan menghambat gerakan lawan. Dia sering diuntungkan wasit ketika terlibat adu fisik. Olah teknis lumayan. Ciri khasnya suka memotong bola lawan memakai sisi luar kaki kiri karena kekuatannya kidal.

Sponsored

Baru dua tahun pemain diaspora kelahiran di Swedia ini membela Irak senior. Di jenjang junior dia sempat dipanggil Swedia U18 dan U19. Kinerja gelandang tengah dari klub Halmstads BK, penghuni liga utama Swedia, terasa menyegarkan daerah sentral lapangan Singa Mesopotamia.

Sementara Attwan, gelandang bertahan kawakan. Sejak 2016 dia berkostum timnasnya. Mungkin merasa jenuh juga setelah 73 tampilan. Akibatnya lini tengah Irak sangat monoton sebelum Al-Ammari ditemukan.

Takut atau mati

Jika tim tamu Indonesia ditakuti, Irak akan menurunkan Ahmad Allée. Fungsinya bisa bertukaran dengan Attwan. Tapi mustahil keduanya ditampilkan barengan. Malah kemungkinan besar mereka tidak terdaftar sama sekali. Namun, potensinya tak boleh diabaikan.

Allée, gelandang bertahan yang paling suka bermain kotor lewat kontak fisik keras dan kasar. Latar belakang pribadinya sempat frustrasi. Ia pernah dipanggil Prancis U18, kemudian seperti terjangkit problem mental bertanding. Performanya merosot, titik nadirnya pada 1 Juli 2017, statusnya pengangguran.

Kini dia membela FC Rouen 1899, klub kasta ketiga liga Prancis. Standar rendah permainannya tetap begitu-begitu saja, lebih brutal dari pemain Vietnam. Allée selamat pada usia 27 tahun 5 bulan 14 hari. Coach Casas mempercayai debutnya uji coba versus Qatar, dua pekan lalu.

Allée dan Attwan barangkali nanti dicadangkan sama sekali. Semua tergantung skema rencana Casas. Bila dia mengincar kemenangan besar, Osama Rashid jadi pilihan keempat menempati posisi pivot tunggal. Permainan Rashid stylish, lebih bersih, dan menjanjikan stabilitas.

Pilihan kelima, Mohammed Ali Abbood. Tenaga muda dari Baghdad. Dia pertama kali merebut hati pelatih terkenal Belanda, Dick Advocaat, kala masih membesut Irak, dua tahun lewat. Gelandang multifungsi yang berhasil melapis peran penahan serangan di Piala Teluk Arab 2023.

Berita Lainnya
×
tekid