sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ucapan selamat untuk PSSI, dan sedikit cerita tentang anak George Weah

Terima kasih harus diucapkan kepada PSSI atas kesuksesan tim nasional kali ini. Selamat datang di Piala Asia 2023.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Kamis, 16 Jun 2022 11:27 WIB
Ucapan selamat untuk PSSI, dan sedikit cerita tentang anak George Weah

Timnas Indonesia berhasil lolos setelah absen pada tiga edisi terakhir. Asnawi Mangkualam cs mengalahkan Nepal 7-0 untuk menyegel tempat di putaran final yang akan diturnamenkan entah di mana.

Terima kasih harus diucapkan kepada PSSI, para pemain dan tentunya mereka yang terlibat di depan atau di balik layar, atas kesuksesan tim nasional kali ini. Selamat datang di Piala Asia 2023.

Timnas menjadi runner-up kedua terbaik dari lima jatah yang diperebutkan. Skuad Shin Tae-yong menjadi tim terakhir yang dipastikan lolos karena unggul dalam kalkulasi akumulatif atas Filipina.

Apresiasi wajib diaturkan kepada PSSI yang telah membentuk timnas yang solid di bawah tangan dingin STY. PSSI melalui Ketua Umum Mohammad Iriawan banyak menyokong STY di timnas seperti diakui pelatih asal Korea Selatan itu kepada Deutsche Welle baru-baru ini.

Jalan mulus pasukan Garuda dihiasi dua laga krusial, diawali satu hasil kejutan, disusul skor keunggulan yang sangat telak. Semua itu berkat tuan rumah Kuwait yang anjlok pada pertandingan pertama dan 10 pemain Nepal dengan standar 168 FIFA.

Usai kemenangan, STY mencanangkan tekad buat skuadnya melangkah jauh di Piala Asia mendatang. Ia tentu akan banyak bersandar pada nama-nama anyar yang segera rampung proses dinaturalisasi jadi Warga Negara Indonesia. Ambisinya wajar, sekaligus pembuktian sejatinya, sebagai pelatih level Piala Dunia.

Beberapa pemain yang masih mengecewakan publik Tanah Air tentu bisa berlatih mengasah ulang kemampuan lagi di klubnya masing-masing. Mereka mungkin tergantikan oleh wajah-wajah baru kelas Eropa. Semua akan dapat mengambil hikmahnya.

Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) diketahui sudah melonggarkan Piala Asia seiring bertambahnya jumlah kontestan sejak edisi 2019. Peserta putaran final terdiri 24 tim, membanyak dari sebelumnya hanya diikuti 16 negara hingga Piala Asia di Australia pada 2015.

Sponsored

Tapi, di tengah euforia Asia, terselip pro-kontra soal naturalisasi. Mengutip sejumlah media, figur seperti mantan pelatih timnas U-16 Fakhri Husaini dan mantan pemain nasional Alexander Pulalo kukuh tidak setuju akan program naturalisasi. Isu ini cukup menarik bagi fans Garuda.

Sebaiknya semua kembali ke lapangan pertandingan:
 
Lihatlah, striker naturalisasi bermain kesetanan untuk Tanah Air yang baru. Ia mencetak gol demi gol, mengantarkan negaranya berjaya dari satu kemenangan ke kemenangan lain. Usianya masih muda, 22 tahun. Betapa hebatnya!

Ia lahir dari seorang tokoh yang bukan kacang-kacangan: bapaknya peraih Ballon d'Or winner, sekarang jadi presiden. Sang striker meloloskan timnya ke panggung tertinggi dunia tahun ini. Siapa kita, eh, siapa dia?

Namanya, sederhana saja, Timothy Weah. Anak George Weah, mantan pemain terbaik dunia. Ia memilih Amerika Serikat sebagai negara naturalisasinya, kini. AS telah sukses dijemputnya ke Piala Dunia Qatar 2022.

Berkaca secara internasional, sepakbola bukan olahraga andalan untuk empat negara terbesar dunia. China penguasa pingpong, India dengan kriket, Amerika rajanya basket, dan Indonesia mengandalkan bulutangkis. Ini bukan hoaks, apalagi misteri.

Mayoritas tidak maju akibat kekacauan bola di dalam negeri mereka sendiri. China dan India diketahui sekadar menggelar liga domestik yang rusak-rusakan. Sejumlah klub Negeri Tirai Bambu menderita krisis keuangan, Negeri Anak Benua sempat mengalami dualisme liga.

Indonesia tak bisa dibilang memiliki kompetisi yang rapi: musim liga setiap tahun tidak tahu kapan mulai dan berakhirnya, jadwalnya pun sering bentrok dengan agenda pemusatan latihan dan laga tim nasional untuk hari FIFA, kualitas produknya cenderung menurun dari waktu ke waktu. Itu secara keseluruhan mencerminkan sebuah lingkungan yang bobrok perlu pembenahan.

Pelajaran bagi dua negara terbesar Asia dapat diambil dari seberang benua. China dan India boleh mencontoh Amerika kalau keduanya berminat maju sebagai kekuatan baru. Populasi penduduk miliaran jiwa menjadi aset berharga untuk mereka. China dan India akan meraksasa seandainya meniru Amerika.

AS sudah biasa ke Piala Dunia. The Yanks, bahkan ikut sejak kejuaraan pertama 1930. Masa kegelapan sepakbola negeri Paman Sam pernah terjadi selama 28 tahun.

Sejak Swiss 1954 hingga Meksiko 1986, sembilan kali beruntun mereka gagal di kualifikasi zona CONCACAF. Prestasi AS baru datang mulai edisi Italia 1990 sampai Qatar 2022. Mereka cuma absen di Rusia 2018 lalu.

Federasi Sepakbola AS (USSF) memiliki kiat sukses memanggil kumpulan talenta berbakat dari keturunan imigran yang memang banyak mengungsi ke sana. Rerata skuadnya berusia 24,5 tahun bak darah muda yang menyukai gila kerja. Pilarnya tersebar sebagai legiun asing yang berkiprah di kompetisi luar negeri, 61,5 persen dari total 26 pemain.

USSF agaknya menyadari bahwa perputaran Major League Soccer, kompetisi domestiknya, tidak digemari kebanyakan orang Amerika. Semangat suporter basket lebih militan untuk menonton di stadion.

Menurut budaya liberal ala Amerika sepakbola sekadar olahraga yang membosankan. Publik Amerika tidak suka menyaksikan pertandingan sepakbola. Tanpa dukungan menggila dari publiknya sendiri, AS dengan santai terus rutin main di Piala Dunia.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid