sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Prabowo: Ada warga Jabar sangat miskin dan susah makan

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut ada warga Jawa Barat yang sangat miskin sampai susah untuk makan.

Sukirno
Sukirno Kamis, 10 Jan 2019 05:15 WIB
Prabowo: Ada warga Jabar sangat miskin dan susah makan

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut ada warga Jawa Barat yang sangat miskin sampai susah untuk makan. 

Dia juga menyebut di Jawa Tengah ada orang tua yang gantung diri lantaran tidak mampu memberi nafkah bagi anak-anaknya.

"Di Jawa Barat saya beberapa hari lalu mendapat laporan. Ada satu tempat di mana warga-warga daerah situ, makannya susah. Ada yang mungkin sehari sekali makan, ada yang mungkin dua hari sekali makan," katanya.

Prabowo mengatakan hal tersebut saat pidato di acara temu kader relawan dan simpatisan di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (8/1). Pidato tersebut diunggah di akun Facebook terverifikasi Prabowo Subianto.

"Saya juga dapat laporan dari Jawa Tengah sebelum berangkat, ada orang tua yang gantung diri karena tidak bisa memberikan makan untuk anak-anaknya," urainya.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra tersebut berharap kejadian seperti itu tidak lagi terulang di masa depan. Sebab, menurutnya, jika negara tidak mampu memberi makan rakyatnya, maka negara telah gagal menjadi sebuah negara.

Untuk itu, Prabowo mengajak kader, relawan, dan simpatisan, untuk menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia. Sebab, elit-elit di Jakarta sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk memperbaiki bangsa.

Menurut dia, sekarang masyarakat sudah tidak bisa dibohongi lagi. Para elit di Jakarta, sambungnya, sudah menikmati kekayaan negara sekian puluh tahun dan tidak memikirkan nasib rakyat jelata yang miskin dan susah.

Sponsored

Kerja para elit itu, ucapnya, hanya memikirkan diri sendiri dan kelompoknya. Prabowo mengaku mengenal orang-orang yang berperilaku seperti itu di Jakarta.

Mantan Danjen Kopassus tersebut menilai, saat ini dirinya selalu ditunggu-tunggu untuk salah ucap. Budaya pelintir tengah menggejala di masyarakat.

"Mau televisi bilang apa, mau koran-koran mainstream bilang apa, rakyat sudah mengerti," tegasnya.

Berita Lainnya
×
tekid